PERILAKU
ORGANISASI
(Remember
The Titant)
DISUSUN
OLEH :
Fifi
Rizky Awaliyah
1212215086
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
PANCASILA
2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga saya dapat merampung paper
(dalam bentuk rangkuman) ini guna memenuhi tugas yang diberikan Dosen pengajar
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Pancasila.
Kelompok kami menyadari bahwa tugas
ini masih belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan
baik teori maupun praktek. Dengan demikian saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan
paper ini.
Kiranya yang Maha Kuasa tetap
menyertai kita sekalian, dengan harapan pula agar karya ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
Jakarta, 19
Juni 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tim
semakin menjadi cara utama untuk mengatur pekerjaan diberbagai perusahaan
kontemporer. Organisasi yang tidak menggunakan tim adalah organisasi yang
pantas dijadikan berita. Bukti menujukan bahwa tim biasanya lebih baik dari
pada individu ketika tugas-tugas yang dilakukan membutuhkan banyak
keterampilan, pendapat dan pengalaman. Ketika menyusun ulang dirinya sendiri
untuk bersaing secara lebih efektif dan efesien, organisasi berubah menjadi
beberapa tim sebagai sebuah cara yang lebih baik untuk menggunakan bakat.
2.1.
Perumusan Masalah
Dengan
melihat kompleksitasnya masalah organisasi terutama yang berkenaan dengan kerja
kelompok. Di mana Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak
potensi di berbagai bidang, yang memicu lahirnya banyak perusahaan dan oraganisasi.
Sehingga dibutuhkan sebuah disiplin ilmu yang mengatur kegiatan perusahaan dan
organisasi tersebut dengan baik.
Berdasarkan
masalah-masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan dan pembatasan
masalah seputar perilaku organisasi tepatnya dalam memahami kerja sama tim,
dengan permasalahan sebagai berikut :
1.
Mengapa tim menjadi begitu populer?
2.
Bagaimana mengubah individu menjadi
pemain tim?
3.
Bagaimana menjadikan tim yang kreatif?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Perilaku
Organisasi
2.1.1. Definisi
Organisasi
Didefinisikan
sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung,
bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok
formal atau informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh
struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan kerja.
Kelompok informal adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal
maupun secara organisasional. Kelompok informal dapat sisubklasifikasikan yaitu
kelompok komando, kelompok tugas, kelompok kepentingan dan persahabatan.
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri atas
individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer. Kelompok
tugas adalah mereka yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.Kelompok kepentingan adalah mereka yang bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing.Kelompok persahabatan adalah mereka
yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan
karakteristik.
2.1.2. Tahap
– Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok
biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka. Yang
disebut model lima tahap perkembangan kelompok. Yaitu :
1)
Tahap Pembentukan (forming), memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas
tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Para anggotanya menguji
jenis-jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika anggotanya mulai
menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
2)
Tahap Timbulnya Konflik (Stroming Stage),adalah satu dari
konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok, tetapi
terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut
terhadap setiap individu.
3)
Tahap Normalisasi, adalah tahap di mana
hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukan kekohesifan.
4)
Tahap Berkinerja (performing), pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional
dan diterima.
5)
Tahap Pembubaran, adalah tahap terakhir
untuk perkembangan kelompok untuk kelompok-kelompok sementara.
Dikarakteristikan oleh perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas
dibandingkan penampilan tugas.
2.1.3. Jenis
– Jenis kelompok
Jenis
kelompok yang paling sering ditemua dalam sebuah organisasi adalah kelompok
penyelesaian masalah, kelompok kerja yang mengelola diri sendiri, kelompok
lintas fungsional dan kelompok virtual.
2.2. Menciptakan
Tim Yang Kreatif
Berbagai
macam komponen utama untuk membentuk tim yang efektif dapat digolongkan menjadi
empat kategori umum. Pertama adalah berbagai sumber dan pengaruh kontekstual
lain yang menjadikan tim tersebut efektif. Kategori yang kedua berhubungan
dengan komposisi tim. Kategori yang ketiga adalah rancangan pekerjaan. Yang
terakhir, variabel proses mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang
mempengaruhi aktivitas.
BAB
III
PEMBAHASAN
(Dasar
- Dasar Perilaku Kelompok dan Memahami Kerja Sama Tim : Remember The Titant)
3.1. Sinopsis
Remember The Titant
Herman
Bonne adalah seorang berkulit hitam yang ditempatkan menjadi pelatih football Amerika di TC William Hight
School di Virnigia. Ia menggantikan pelatih Yoast, pelatih kulit putih yang
sangat dihormati oleh murid dan orang tua siswa. Di mana rasisme terutama
antara kulit putih dan kulit hitam masih kental. Pergantian pelatih ini kontan
menuai aksi protes dan rencana boikot oleh siswa dan warga kulit putih. Selama Yoast
(kulit putih)menjadi pelatih tidak ada seorangpun siswa kulit hitam yang dapat
menjadi pemain football sekolah. Setelah
melewati banyak pertimbangan, akhirnya Boone dan Yoast sepakat untuk memadukan
para pemain siswa kulit putih dan kulit hitam.
Terlihat
sekali para siswa kulit hitam dan kulit putih bagaikan minyak dan air, tidak
pernah akur, penuh kecurigaan dan amarah. Pelatih Yoast pun akhirnya diterima
kembali sebagai pelatih bagian pertahanan di bawah arahanPelatih Boone. Tapi
sayangnya konflik dan pertentangan tak pula berakhir dalam tim football TC
William. Pelatih Boone pun melakukan acara tim
building untuk menguatkan timnya. Sejak awal keberangkatan Pelatih Boone
sudah melakukan “Inovasi” kepemimpinan. Dalam bus seluruh anggota tim harus
memiliki pasangan duduk dari rekannya yang berbeda ras. Ditambah lagi saat di
kamp pelatihan siswa berbeda ras dicampur dalam satu kamar. Tentunya
perkelahian antar siswa yang masing-masing membawa sentimen ras kerap terjadi.
Selanjutnya
Boone memberikan tugas masing-masing pasangan kamar yang notabene saling
membenci untuk mengenal satu sama lain. Jika tidak porsi latihan yang
gila-gilaan akan terus menjadi “santapan” mereka. Akhirnya perubahan terjadi
saat Pelatih Boone mengajak para anggota tim untuk lari kedaerah lapangan
tempat terjadinya pertempuran Gettysburg.
Pertempuran paling berdarah dalam sejarah perang sipil Amerika Serikat.
Pelatih
Boone menerangkan kepada para peserta latihan bahwa peperangan tak pernah
berakhir dan masih terjadi di antara mereka saat ini. Dengan berapi-api Pelatih
Boone di atas lapanan yang pernah menjadi saksi ribuan orang kulit putih dan
kulit hitam tewas karena perang saudara. Pertumpahan darah yang dipicu oleh
kedengkian akibat perbedaan warna kulit.
Perlahan
mereka pun mulai berubah menjadi tim yang kuat. Para pemain berkulit hitam dan
kulit putih mulai bisa bekerja sama sebagai tim. Pelatih Boone dan Pelatih
Yoast pun mulai berubah menjadi rekan yang saling menghormati. Hingga akhinya
pelatih Boone dan pelatih Yoast mampu membuat The Titant menorehkan prestasi yang luar biasa. Dan menjadi
kebanggan daerah Alexandria Virginia. Walaupun terdiri dari para pemain yang
berbeda warna kulit tapi mampu menunjukan kemampuan tim yang luar biasa. Hingga
tercipta rasa persaudaraan yang begitu lekat di antara mereka. Sayangnya
Bartier mengalami kecelakaan meninggal dunia beberapa tahun kemudian. Meski
begitu, tak ada seorang pun dari kelompok yang melupakannya. Mereka berkumpul
kembali saat ucapacara pemakaman Bartier.
3.2.
Kepemimpinan Pelatih Boone dan Pelatih Yoast
Manajemen
adalah pendayagunaan sumber daya manusia dengan menggunakan cara yang paling
baik, agar dapat mencapai rencana-rencana dan sasaran organisasi. Manajemen
dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu manajemen puncak, manajemen menengah dan
manajemen garis depan. Dengan demikian, dalam sebuah organisasi ada banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola sumberdaya sehingga dapat
mencapai tujuan oraganisasi. Salah satunya adalah gaya kepemimpinan, berikut
kita terlusuri bagaimana gaya kepemimpinan Pelatih Boone dan Yoast.
3.2.1. Gaya
Kepemimpinan
Teori-teori dasar
mengenai kepemimpinan dengan mengidentifikasikan pada sifat dasar yaitu
penampilan fisik, kepandaian, keahlian berbicara. Akan tetapi pendekatan sifat
dasar ini menjadi prediksi yang buruk berkenaan dengan potensi. Dalam
kepemimpinan ada yang dikenal dengan gaya kepemimpinan, yaitu :
a. Gaya
Otokratis
Adalah gaya manajerial
yang oleh manajerial (pemimpin) biasanya
memberikan perintah dan mengharapkan mereka dipatuhi tanpa pertanyaan.
b. Gaya
Demokratis
Adalah gaya manajerial
yang oleh manajer biasanya meminta masukan dari bawahannya sebelum memberi
keputusan, tetapi tidak memegang
kekuatan akhir pembuatan keputusan.
c. Free
– Rain Style
Gaya manajerial yang
oleh manajer biasanya berperan sebagai penasehat terhadap bawahan yang
diperbolehkan membuat keputusan.
Masing
– masing manjerial tersebut mempunyai kekuatan dan kelemahan. Untuk mengatasi
hal tersebut para manajer telah menerapkan apa yang disebut pendekatan
kontingensi yaitu : pendekatan gaya manajerial dengan perilaku manajerial yang
tepat dalam situasi apapun bergabung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi
tersebut.
3.2.2. Kepemimpinan
Pelatih Boone dan Pelatih Yoast
Pelatih
Boone adalah seorang berkulit hitam yang tegas, penuh motivasi dan inisiatif.
Pelatih Boone memiliki semua keahlian yang diperlukan seorang pemimpin. Yaitu
keahlian konseptual atau keahlian untuk memenuhi hubungan antar berbagai tugas
dalam organisasi. Memahami bagaimana semua bagian saling melengkapi. Keahlian
antar manusia yaitu keahlian yang
diperluakan untuk berkomunikasi dengan baik dengan semua orang baik di luar
maupun di dalam organisasi. Keahlian teknikal yaitu keahlian yang digunakan
untuk melaksanakan tugas. Keahlian pengambilan keputusan yaitu keahlian
menggunakan informasi yang tersedia untuk menentukan cara mengalokasikan
sumber-sumber organisasi.
Pelatih
Boone memutuskan untuk mencampurkan para pemain berkulit hitam dan putih. Ia
pun menggunakan paksaan dalam meminimalisir kebencian antara kulit putih dan
kulit hitam. Dan cara itu bekerja dengan baik, perlahan tapi pasti para pemain
mulai mengenal satu sama lain. Sehingga melunturkan semua kebencian di antara
mereka.
Begitu
pula pelatih Yoast, seorang berkulit putih yang berpikir keras. Bersinergi
dengan pelatih Boone sehingga menciptakan keberhasilan yang luar biasa.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kimpulan
4.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge,
Perilaku Organisasi, Salemba Empat
2.
Remember The Titant movie
No comments:
Post a Comment