Monday 7 July 2014

PERILAKU ORGANISASI

PERILAKU ORGANISASI
(Remember The Titant)










DISUSUN OLEH :
Fifi Rizky Awaliyah
1212215086







FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASILA
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga saya dapat merampung paper (dalam bentuk rangkuman) ini guna memenuhi tugas yang diberikan Dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Pancasila. 
Kelompok kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan baik teori maupun praktek. Dengan demikian saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan paper ini.
Kiranya yang Maha Kuasa tetap menyertai kita sekalian, dengan harapan pula agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.



                                         Penulis
Jakarta, 19 Juni 2014












BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Tim semakin menjadi cara utama untuk mengatur pekerjaan diberbagai perusahaan kontemporer. Organisasi yang tidak menggunakan tim adalah organisasi yang pantas dijadikan berita. Bukti menujukan bahwa tim biasanya lebih baik dari pada individu ketika tugas-tugas yang dilakukan membutuhkan banyak keterampilan, pendapat dan pengalaman. Ketika menyusun ulang dirinya sendiri untuk bersaing secara lebih efektif dan efesien, organisasi berubah menjadi beberapa tim sebagai sebuah cara yang lebih baik untuk menggunakan bakat.
2.1.         Perumusan Masalah

Dengan melihat kompleksitasnya masalah organisasi terutama yang berkenaan dengan kerja kelompok. Di mana Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak potensi di berbagai bidang, yang memicu lahirnya banyak perusahaan dan oraganisasi. Sehingga dibutuhkan sebuah disiplin ilmu yang mengatur kegiatan perusahaan dan organisasi tersebut dengan baik. 
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan dan pembatasan masalah seputar perilaku organisasi tepatnya dalam memahami kerja sama tim, dengan permasalahan sebagai berikut :

1.        Mengapa tim menjadi begitu populer?
2.        Bagaimana mengubah individu menjadi pemain tim?
3.        Bagaimana menjadikan tim yang kreatif?



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Perilaku Organisasi
2.1.1.      Definisi Organisasi
Didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok formal atau informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan kerja. Kelompok informal adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun secara organisasional. Kelompok informal dapat sisubklasifikasikan yaitu kelompok komando, kelompok tugas, kelompok kepentingan dan persahabatan.
        Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer. Kelompok tugas adalah mereka yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.Kelompok kepentingan adalah mereka yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing.Kelompok persahabatan adalah mereka yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.
2.1.2.      Tahap – Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka. Yang disebut model lima tahap perkembangan kelompok. Yaitu :
1)        Tahap Pembentukan (forming), memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Para anggotanya menguji jenis-jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
2)        Tahap Timbulnya Konflik (Stroming Stage),adalah satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu.
3)        Tahap Normalisasi, adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukan kekohesifan.
4)        Tahap Berkinerja (performing), pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima.
5)        Tahap Pembubaran, adalah tahap terakhir untuk perkembangan kelompok untuk kelompok-kelompok sementara. Dikarakteristikan oleh perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas.
2.1.3.      Jenis – Jenis kelompok
Jenis kelompok yang paling sering ditemua dalam sebuah organisasi adalah kelompok penyelesaian masalah, kelompok kerja yang mengelola diri sendiri, kelompok lintas fungsional dan kelompok virtual.
2.2.       Menciptakan Tim Yang Kreatif
Berbagai macam komponen utama untuk membentuk tim yang efektif dapat digolongkan menjadi empat kategori umum. Pertama adalah berbagai sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut efektif. Kategori yang kedua berhubungan dengan komposisi tim. Kategori yang ketiga adalah rancangan pekerjaan. Yang terakhir, variabel proses mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi aktivitas.






BAB III
PEMBAHASAN
(Dasar - Dasar Perilaku Kelompok dan Memahami Kerja Sama Tim : Remember The Titant)

3.1.       Sinopsis Remember The Titant
Herman Bonne adalah seorang berkulit hitam yang ditempatkan menjadi pelatih football Amerika di TC William Hight School di Virnigia. Ia menggantikan pelatih Yoast, pelatih kulit putih yang sangat dihormati oleh murid dan orang tua siswa. Di mana rasisme terutama antara kulit putih dan kulit hitam masih kental. Pergantian pelatih ini kontan menuai aksi protes dan rencana boikot oleh siswa dan warga kulit putih. Selama Yoast (kulit putih)menjadi pelatih tidak ada seorangpun siswa kulit hitam yang dapat menjadi pemain football sekolah. Setelah melewati banyak pertimbangan, akhirnya Boone dan Yoast sepakat untuk memadukan para pemain siswa kulit putih dan kulit hitam.
Terlihat sekali para siswa kulit hitam dan kulit putih bagaikan minyak dan air, tidak pernah akur, penuh kecurigaan dan amarah. Pelatih Yoast pun akhirnya diterima kembali sebagai pelatih bagian pertahanan di bawah arahanPelatih Boone. Tapi sayangnya konflik dan pertentangan tak pula berakhir dalam tim football TC William. Pelatih Boone pun melakukan acara tim building untuk menguatkan timnya. Sejak awal keberangkatan Pelatih Boone sudah melakukan “Inovasi” kepemimpinan. Dalam bus seluruh anggota tim harus memiliki pasangan duduk dari rekannya yang berbeda ras. Ditambah lagi saat di kamp pelatihan siswa berbeda ras dicampur dalam satu kamar. Tentunya perkelahian antar siswa yang masing-masing membawa sentimen ras kerap terjadi.
Selanjutnya Boone memberikan tugas masing-masing pasangan kamar yang notabene saling membenci untuk mengenal satu sama lain. Jika tidak porsi latihan yang gila-gilaan akan terus menjadi “santapan” mereka. Akhirnya perubahan terjadi saat Pelatih Boone mengajak para anggota tim untuk lari kedaerah lapangan tempat terjadinya pertempuran Gettysburg. Pertempuran paling berdarah dalam sejarah perang sipil Amerika Serikat.
Pelatih Boone menerangkan kepada para peserta latihan bahwa peperangan tak pernah berakhir dan masih terjadi di antara mereka saat ini. Dengan berapi-api Pelatih Boone di atas lapanan yang pernah menjadi saksi ribuan orang kulit putih dan kulit hitam tewas karena perang saudara. Pertumpahan darah yang dipicu oleh kedengkian akibat perbedaan warna kulit.
Perlahan mereka pun mulai berubah menjadi tim yang kuat. Para pemain berkulit hitam dan kulit putih mulai bisa bekerja sama sebagai tim. Pelatih Boone dan Pelatih Yoast pun mulai berubah menjadi rekan yang saling menghormati. Hingga akhinya pelatih Boone dan pelatih Yoast mampu membuat The Titant menorehkan prestasi yang luar biasa. Dan menjadi kebanggan daerah Alexandria Virginia. Walaupun terdiri dari para pemain yang berbeda warna kulit tapi mampu menunjukan kemampuan tim yang luar biasa. Hingga tercipta rasa persaudaraan yang begitu lekat di antara mereka. Sayangnya Bartier mengalami kecelakaan meninggal dunia beberapa tahun kemudian. Meski begitu, tak ada seorang pun dari kelompok yang melupakannya. Mereka berkumpul kembali saat ucapacara pemakaman Bartier.

3.2.             Kepemimpinan Pelatih Boone dan Pelatih Yoast
Manajemen adalah pendayagunaan sumber daya manusia dengan menggunakan cara yang paling baik, agar dapat mencapai rencana-rencana dan sasaran organisasi. Manajemen dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu manajemen puncak, manajemen menengah dan manajemen garis depan. Dengan demikian, dalam sebuah organisasi ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola sumberdaya sehingga dapat mencapai tujuan oraganisasi. Salah satunya adalah gaya kepemimpinan, berikut kita terlusuri bagaimana gaya kepemimpinan Pelatih Boone dan Yoast.

3.2.1.      Gaya Kepemimpinan
Teori-teori dasar mengenai kepemimpinan dengan mengidentifikasikan pada sifat dasar yaitu penampilan fisik, kepandaian, keahlian berbicara. Akan tetapi pendekatan sifat dasar ini menjadi prediksi yang buruk berkenaan dengan potensi. Dalam kepemimpinan ada yang dikenal dengan gaya kepemimpinan, yaitu :
a.       Gaya Otokratis
Adalah gaya manajerial yang oleh manajerial (pemimpin) biasanya memberikan perintah dan mengharapkan mereka dipatuhi tanpa pertanyaan.
b.      Gaya Demokratis
Adalah gaya manajerial yang oleh manajer biasanya meminta masukan dari bawahannya sebelum memberi keputusan, tetapi tidak memegang  kekuatan akhir pembuatan keputusan.
c.       Free – Rain Style
Gaya manajerial yang oleh manajer biasanya berperan sebagai penasehat terhadap bawahan yang diperbolehkan membuat keputusan.
Masing – masing manjerial tersebut mempunyai kekuatan dan kelemahan. Untuk mengatasi hal tersebut para manajer telah menerapkan apa yang disebut pendekatan kontingensi yaitu : pendekatan gaya manajerial dengan perilaku manajerial yang tepat dalam situasi apapun bergabung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.
3.2.2.      Kepemimpinan Pelatih Boone dan Pelatih Yoast
Pelatih Boone adalah seorang berkulit hitam yang tegas, penuh motivasi dan inisiatif. Pelatih Boone memiliki semua keahlian yang diperlukan seorang pemimpin. Yaitu keahlian konseptual atau keahlian untuk memenuhi hubungan antar berbagai tugas dalam organisasi. Memahami bagaimana semua bagian saling melengkapi. Keahlian antar manusia yaitu  keahlian yang diperluakan untuk berkomunikasi dengan baik dengan semua orang baik di luar maupun di dalam organisasi. Keahlian teknikal yaitu keahlian yang digunakan untuk melaksanakan tugas. Keahlian pengambilan keputusan yaitu keahlian menggunakan informasi yang tersedia untuk menentukan cara mengalokasikan sumber-sumber organisasi.
Pelatih Boone memutuskan untuk mencampurkan para pemain berkulit hitam dan putih. Ia pun menggunakan paksaan dalam meminimalisir kebencian antara kulit putih dan kulit hitam. Dan cara itu bekerja dengan baik, perlahan tapi pasti para pemain mulai mengenal satu sama lain. Sehingga melunturkan semua kebencian di antara mereka.
Begitu pula pelatih Yoast, seorang berkulit putih yang berpikir keras. Bersinergi dengan pelatih Boone sehingga menciptakan keberhasilan yang luar biasa.

BAB IV
PENUTUP


4.1    Kimpulan

4.2    Saran





DAFTAR PUSTAKA

1.        Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, Salemba Empat
2.        Remember The Titant movie
3.        Supriadi Thalib, Pengantar Bisnis 2012


No comments:

Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...