Thursday 13 December 2012

Dimana ada Pertemuan disitu pula perpisahan selalu menyertainya...

Pagi ini, hari jum'at tgl 14 des 2012, 
Ada hal yang menakjubkan, aku datang ke kantor tepat pada waktunya dengan mengenakan baju batik. Eh enggak si hanya telat tiga menit He He He dulu loyalitas ku terhadap perusahaan ini sangat luar biasa, entah mengapa kian hari kian terkikis semangat ku pada perusahaan ini. Seperti biasa ruangan ku yang dihuni oleh aku dan Pak Ridwan masih sangat sunyi, mesin fax yang berdenyit, udara dingin oleh AC, dan tumpukan dokumen yang harus kuhajar pagi ini. :'(

Aku teringat pada kejadian sore lalu, saat Pak Arfandi datang ke kantor. Sungguh senang bukan main hatiku, kehadirannya merupakan surprise yang luarbiasa. Ketika itu aku melihatnya ada banyak perubahan, sedikit maklum karena sudah hampir dua minggu aku tak berjumpa dengannya. Wajahnya sedikit kurus, mungkin terkikis oleh sakit yang dideritanya. Beliau mempunyai Mag kronis dalam lambungnya, belum lagi baru-baru ini ia difonis mengidap tifus. Terlalu berat mungkin perjalan hidupnya. Ada banyak perusahaan yang kini menjadi tanggung jawabnya termasuk perusahaan dimana aku bekerja sekarang, menjadi mahasiswa tingkat magister di UI jurusan Ekonomi Management, dan aku yakin semua itu bukan perkara yang bisa dilalui dengan mudah. Dan beliau bisa mengatur waktunya dengan baik, hanya saja tubuhnya tak terbiasa dengan kegiatan yang kian padat itu. Pak Arfandi memang luar biasa.

"Fi..bagaimana pendapat mu bila aku resign?" ucapnya pelan.
Deg..!!! aku terdiam, sontak aku langsung menolehkan pandanganku padanya. Apakah ini nyata? tidak ini hanya pimpi !!!!! teriak ku dalam hati.
"Gimana Fi?" 
"Aduh..Pak, Saya galau nih kalau Bapak pergi, tapi saya juga gak bisa nahan Bapak, toh saya pun ingin sekali pergi dari ini" ucap ku sedih. Tak berdaya, mau gimana lagi coba?
"Iya Fi, aku mau pindah ke Surabaya secepatnya."
"Su..Surabaya?" tanya ku terbata, tak percaya.
"Iyahh..Fi, ibu ku sakit gagal ginjal, dan aku sebagai anak akan sangat durhaka bila membiarkan seorang ayah berusia 70thn untuk merawat ibu ku sendirian" ucapnya, tergurat kepedihan dari tatapan matanya.

Aku hanya terdiam, tak kuasa menjawab apapun. Hanya terdiam, tak terperikan oleh ku bila ibu ku yang mengalami hal itu. Tentu aku pun akan melakukan hal yang sama. Aku akan berada didekat ibu ku. Menemani perjuangannya melawan penyakit itu.

Ya Allah..
Berikanlah kekuatan pada Ibunda dan diri Pak Arfandi dalam menghadapi ujian Mu,

Dan sudah terbayangkan oleh ku hari-hari tanpa Pak Arfandi dan Pak Tri yang sudah mengajukan resign pula. Buat hari ku menyenangkan ya Allah walaupun tanpa mereka...




No comments:

Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...