Dokumen 1922 di konferensi
Al-Qir adalah bentuk dukungan nyata kerajaan arab saudi kepada Israel untuk
terus mencaplok kawasan Palestina. Artinya, jangan pernah berharap Negara Arab
Saudi akan membantu Palestina. Karena itu akan berhadap pula dengan Inggris,
pusat zionis, illuminati dan freemasonry.
Sebuah studi
baru-baru ini meneliti tentang kesamaan rezim Israel dan kerajaan Arab Saudi
dalam hal kejahatan, rasialisme dan ekstremisme beragama dan bermazhab. Israel
mengaku dirinya manusia pilihan yang layak memimpin dunia dan umat manusia,
demikian juga dengan orang-orang Saudi Arabia. Mereka menganggap diri mereka
umat yang mewarisi kebenaran agama. Mereka berpikir bahwa bangsa non-Arab jauh
di bawah orang-orang Arab. Di samping itu, kesamaan Arab Saudi dan Israel
adalah bahwa kedua kekuasaan ini sama-sama didirikan oleh intelejen Inggris
dengan menjadikan keberlangsungannya bergantung pada keberlangsungan yang lain.
Kerajaan Arab Saudi didirikan untuk menjadi landasan proyek zionis Israel di
Palestina. Karena kedua negara ini berada di bawah kendali Inggris. Maka
mustahil kita akan melihat kebencian Arab Saudi terhadap Israel. Mustahil Arab
bertindak seperti Iran.
Studi yang
dilakukan oleh DR. Walid Saed al-Bayati berjudul “Arab Saudi dan Israel Penjahat Terbesar Sejarah Modern” menyatakan
bahwa tujuan pembentukan kerajaan Arab Saudi adalah faktor utama didirikannya
rezim Israel dan keberlanjutan rezim ini setelah kurang dari 16 tahun sejak berdirinya kerajaan Arab Saudi. Negara
Arab Saudi menjadi batu loncatan yang digunakan para intelijen tersembunyi
untuk membangun Israel. Intelijen ini tak lain adalah Inggris, yang para
interlijennya juga dihuni oleh kaum Yahudi yang berpengaruh atau setidaknya
dikuasai oleh Yahudi dan balik layar.
Studi
tersebut menyatakan bahwa kedekatan historis dan gen antara rezim Israel dan
kerajaan Arab Saudi menguatkan adanya kemiripan bahkan sampai pada batas
kesamaan secara sempurna di antara keduanya. Apalagi, King Abdul Aziz sendiri
secara terbuka di hadapan mata dunia international mengakui bahwa kerjaan Saudi
dan keturunannya masih memiliki hubungan dekat dan berada dalam satu trah yang
sama dengan Yahudi. Lantas, apalagi yang harus dibedakan antara Arab Saudi dan
Yahudi?! Apakah perbedaan antara agama (Islam dan Yahudi) cukup dijadikan
alasan untuk membedakan Arab Saudi dan Israel?
Bukankah suatu tradisi di mana orang-orang Yahudi menyusup ke negara dan
agama-agama hanya untuk merusaknya dari dalam?!
Sampai di
sini perlu disampaikan bahwa Negara Arab Saudi mendukung sepenuhnya pembentukan
Negara Israel. Ada banyak alasan untuk itu. Pertama, masing-masing kekuasaan ini dibentuk berdasarkan perintah
para intelijen Inggris. Kerajaan Saudi yang ada saat ini dalam sejarahnya
didirikan dan diatur oleh Harry St John Philby, yang dikenal dengan Haji
Abdullah Philby, salah satu intelijen Inggris di jazirah Arab kala itu.
Di sisi lain,
Israel telah dipersiapkan sejak adanya janji atau pernyataan Mantan Menteri
Luar Negeri Inggris Leonid Arthur Balfour pada November 1917 (untuk membentuk
negara Israel) yang ia kirim ke salah satu tokoh terbesar Yahudi, Lionel Walter
de Rothschild. Artinya, pembentukan negara Israel sudah ada jauh sebelumnya,
terlebih setelah adanya oikumene bersama, di mana kelompok freemasonry,
Illuminati, dan ordo-ordo Kabbalah lainnya berencana untuk menjalankan strategi
secara bersama dan bekerjasama dengan melakukan hal-halnterbaik untuk bangsa
Yahudi dalam rangka menguasai dunia.
Kedua, sektarianisme agama dan mazhab.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, sebuah negara berdiri atas dasar
mitos dan legenda dengan dalih kitab suci Taurat telah mengabarkannya. Dengan
demikian, Israel murni berdasarkan sektarian agama. Israel yang mengklaim
sekularisme adalah sebuah negara agama hingga ke “tulang sumsum” dan ideologi
politiknya mengikuti kisah-kisah kitab Taurat dan Talmud yang menyatakan
berdirinya Israel untuk membangun Haikal
Sulaiman (Istana Nabi Sulaiman) sebagai dasar kerajaan Ratu Israel.
Yahudisme
meletakan prinsip permusuhan dan peperangan melawan semua orang yang
bertentangan dan tidak sesuai dengannya. Prinsip “negara agama” hanya dimiliki
oleh Israel. Tetapi, pada perkembangannya, khususnya dewasa ini, bukan hanya
Israel. Umat Islam turut serta dalam mempopulerkan negara Islam. Banyak gagasan
yang mengusung ide Negara Agama. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi
ditafsirkan sedemikian rupa untuk membenarkan gagasan Negara Agama Islam
seperti Negara Agama Yahudi.
Negara Arab
Saudi adalah Negara pertama yang menyatakan dirinya sebagai Negara Islam.
Fanatisme beragama semacam ini ditarik panjang sampai menyentuh persoalan
politik. Namun, Arab Saudi tetap menjaga etika persahabatannya dengan Israel.
Sebab, jika ia terlalu keras mengkritik maka para dalang di balik berdirinya
Kerajaan Saudi ini akan bergerak dan menghancurkan Arab Saudi dari dalam.
Sama seperti
Israel, Arab Saudi juga menganggap dirinya sebagai satu-satunya bangsa
termulia, mengabaikan bangsa-bangsa mulia lainnya yang ada di rentang sejarah.
Bangsa Israel mengabaikan kemuliaan bangsa lain, terutama bangsa Arab karena
Nabi Ismail sebagai kakek moyang bangsa Arab lebih besar daripada Ishak sebagai
kakek moyang bangsa Yahudi, sebagaimana disebutkan sumber-sumber Taurat dalam
sejarah hidup Nabi Ibrahim as. Begitu pula, pada mulanya, Bangsa Arab merasa
diri mereka lebih utama dan lebih unggul dari Bangsa A’jamiy, yakni bangsa
non-Arab. Sekalipun Rasulullah SAW datang dan membawa ajaran persamaan antara
Arab dan ‘Ajam, dewasa ini orang-orang Arab Saudi tetapi Rasis.
Tidak bisa
ditolak bahwa kerajaan Arab Saudi sama seperti Israel, didirikan atas dasar
sektarian sebagai hasil penyimpangan Muhammad bin Abdul Wahab dan Ahmad bin
Abdul Halim, yang dikenal dengan Ibu Taimiyah. Seperti pengkafiran terhadap
semua umat Islam, penolakan mereka khususnya Muhammad bin Abdul Wahab terhadap
mazhab-mazhab Islam, merubah keyakinan kaum muslim di Jazirah Arab dengan
memaksa mereka meninggalkan mazhab mereka dan mengikuti mazhab Wahabi yang
telah ditolak oleh semua mazhab Islam dan dianggap keluar dari ajaran Islam.
Perhatikanlah, fanatisme semacam ini hanya dimiliki oleh orang-orang Yahudi
dengan agama Yahudinya itu.
Ketika para
Rabbi menghalalkan membunuh orang-orang non-Irael, maka pada saat yang sama
dengan pola pikir yang sama, Muhammad bin Abdul Wahab mengkafirkan siapa pun
dari kalangan umat Islam yang bertentangan dengan ajarannya tanpa memperhatikan
apapun. Para penganut ajaran Wahabi menganggap hanya diri mereka saja yang
muslim dan selain mereka adalah kafir dan harus dibunuh. Tindakan mereka sama
seperti apa yang dia lakukan penganut Yahudi terhadap penganut agama lain
sebelum atau sesudah mereka.
Satu hal yang
membanggakan kaum Yahudi asli, yakni kebijakan penguasa Arab Saudi untuk
menghilangkan peninggalan benda-benda bersejarah yang dimiliki Islam. Tentu,
alasan mereka adalah bid’ah dan khufarat. Bahkan, penguasa Arab Saudi berencana
menghancurkan makam Rasulullah SAW. Bukahkah, orang yang tidak menghargai
sejarahnya sendiri adalah orang yang tak bermoral dan biadab? Tidak ada alasan
manusiawi yang bisa membenarkan tindakan semacam itu.
Ketiga, merampas tanah. Orang-orang
Yahudi merampas tanah Palestina dengan dalih adanya ikatan historis dengan
tanah tersebut menurut kitab Taurat yang disampingkan sebagai upaya mengembalikan
haikal Nabi Sulaiman yang mereka klaim. Mereka terus membunuh, mengusir
penduduk asli, mencaplok tanah dan merusak infrastruktur dalam rangka
mewujudkan proyek zionis di Palestina. Sementara ikatan mereka dengan Palestina
terputus sejak 134 sebelum masehi. Itu berarti lebih dari dua ribu tahun dan
dengan demikian tidak ada lagi apa yang disebut dengan hak sejarah bagi mereka
di Palestina.
Tindakan
Zionis Israel tersebut sangat serupa dengan perilaku komplotan keluarga
Kerajaan Arab Saudi. Dengan berkedok di balik pemikiran keagamaan Wahabi
Salafi, pihak kerajaan merasa benar untuk menduduki tahan Jazirah Arab,
memerangi suku-suku Arab, dan memanfaatkan kekuatan militer Inggris, yang
dipimpin oleh Kapten Arthur William Shakespeare, untuk melakukan kolonialisasi
terhadap bangsanya sendiri. Siapa yang lebih kejam dari pada orang yang
menjajah bangsanya sendiri?!
Umat manusia
tidak mengenal kejahatan seperti yang dilakukan oleh komplotan Ibnu Saud dan
Ibnu Abdul Wahab dalam membunuh kaum perempuan, merobek perut mereka yang
hamil, memerangi siapa pun mereka yang menentangnya, membantai laki-laki dan
anak laki-laki. Sama seperti yang mereka ulangi sekarang di Irak. Kejahatan
kemanusiaan semacam ini hanya bisa dilakukan oleh manusia yang punya keyakinan
dan prinsip seperti orang-orang Zionis Israel. Seperti yang mereka pertontonkan
di Gazandan tempat-tempat lain di Palestina.
Tetapi petaka
kultural yang terbesar adalah mereka telah meletakan nama Ibnu Saud untuk semua
Jazirah Arab yang dipenuhi keberagaman suku dan ras, dan telah merubah
sejarahnya yang panjang. Tindakan ini bukan sekedar bersifat politis tetapi
juga melanggar aturan budaya. Sebab, penamaan semenanjang Arab dengan Saudi
Arabia adalah tindakan yang sewenang-wenang. Seandainya dimusyawarahkan dengan
sistem demokratis, tindakan semacam itu
tidak akan pernah terjadi.
Tindakan
penguasa Arab bertentangan dengan perilaku Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah
menamakan wilayah-wilayah Islam di masanya dengan namanya sendiri.Bagaimana
dengan penamaan kota Yastrib menjadi Madinah dilakukan atas perintah ilahi yang
dinyatakan dalam Al-Qur’an. Nabi Muhammad tidak mau menamai Yastrib dengan
Muhammad atau atas nama dirinya yang lain. Adapun Abdul Aziz bin Abdur Rahman
Al-Saud (1876M-1953M) dan putra-putranya merampok jazirah Arab, dan
sewenang-wenang menamainya sebagai Arab Saudi, yang secara literlek berarti
“Arab Milik Saud”.
Keempat, penyimpangan kitab suci dan
sunnah para rasul. Sejarah kaum Yahudi adalah sejarah yang “tidak wajar”
dikarenakan penolakan terus-menerus mereka terhadap perintah ketuhanan dan
kekerasan hati mereka di hadapan Tuhan. Karenanya mereka membunuh para nabi,
memutarbalikan Taurat dan merubah sunnah Nabi Musa as. Dari sini para nabi
orang-orang yahudi adalah figur-figur yang luar biasa sesuai ukuran
penyimpangan mereka dalam banyak ayat dan surat tentang para nabi mereka dan
penyimpangan mereka terhadap kitab suci dan klaim mereka atas Allah.
Allah SWT
berfirman “Orang-orang Yahudi berkata : Uzair itu putra Allah dan orang Nasrani
berkata : Al-Masih itu putra Allah. Demikian itulah perkataan mereka dengan
mulut mereka. Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Mereka
dilaknat Allah; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At-Taubah : 30)
Di sisi lain,
mirip yang dilakukan nenek moyang mereka yang yahudi, keluarga Saud pun merubah
risalah langit. Mereka secara langsung tidak
bisa merubah nash-nash Al-Qur’an namun mereka memutarbalikan artinya dan
menafsirkannya dengan hawa nafsu mereka seperti dilakukan Ibu Taimiyyah dan Ibn
Abdul Wahhab. Mereka menghina Nabi SAW dengan menyandarkan kehinaan, kesalahan,
kelemahan, menyimpangkan sejarah dan riwayat hidupnya, dan menyandarkan beliau
pada kekufuran serta hal-hal yang tidak boleh disandarkan kepada manusia biasa,
bagaimana boleh disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mereka
memiliki watak munafik dengan klaim mereka saja yang berhak atas Islam.
Karenanya, mereka berbeda dengan kaum muslim dalam penampilan, pakaian, dan
kebiasaan-kebiasaan yang membuat jijik manusia. Namum mereka menganggapnya
sebagai keindahan. Ironisnya sebagian orang-orang bodoh tergoda akan hal itu.
Dalam hal ini
Allah SWT berfirman : “Apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka
menjadikan kamu kagum. Dan jika kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka
adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap
teriakan yang keras ditujukan kepada
mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka
; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimana mereka sampai palingkan (kebenaran)?”
(QS. Al- Munafiqun : 4)
Kelima, penghancuran bekas peninggalan
para nabi serta permusuhan warisan Islam. Di Palestina, khususnya di Yerussalem
orang-orang yahudi berupaya keras menghancurkan Masjidil Aqsha dengan terus
menerus menggali fondasinya dengan dalih penelitian atau pencarian bekas
peninggalan Haikal Sulaiman yang mereka klaim. Ini belum lagi penghancuran
mereka atas peninggalan kuno penganut agama lain, khususnya masjid-masjid Islam
bersejarah se.... (to be continue) wallahu a’lam..
No comments:
Post a Comment