Monday 11 August 2014

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP ISRAEL


Dokumen 1922 di konferensi Al-Qir adalah bentuk dukungan nyata kerajaan arab saudi kepada Israel untuk terus mencaplok kawasan Palestina. Artinya, jangan pernah berharap Negara Arab Saudi akan membantu Palestina. Karena itu akan berhadap pula dengan Inggris, pusat zionis, illuminati dan freemasonry.
Sebuah studi baru-baru ini meneliti tentang kesamaan rezim Israel dan kerajaan Arab Saudi dalam hal kejahatan, rasialisme dan ekstremisme beragama dan bermazhab. Israel mengaku dirinya manusia pilihan yang layak memimpin dunia dan umat manusia, demikian juga dengan orang-orang Saudi Arabia. Mereka menganggap diri mereka umat yang mewarisi kebenaran agama. Mereka berpikir bahwa bangsa non-Arab jauh di bawah orang-orang Arab. Di samping itu, kesamaan Arab Saudi dan Israel adalah bahwa kedua kekuasaan ini sama-sama didirikan oleh intelejen Inggris dengan menjadikan keberlangsungannya bergantung pada keberlangsungan yang lain. Kerajaan Arab Saudi didirikan untuk menjadi landasan proyek zionis Israel di Palestina. Karena kedua negara ini berada di bawah kendali Inggris. Maka mustahil kita akan melihat kebencian Arab Saudi terhadap Israel. Mustahil Arab bertindak seperti Iran.
Studi yang dilakukan oleh DR. Walid Saed al-Bayati berjudul “Arab Saudi dan Israel Penjahat Terbesar Sejarah Modern” menyatakan bahwa tujuan pembentukan kerajaan Arab Saudi adalah faktor utama didirikannya rezim Israel dan keberlanjutan rezim ini setelah kurang dari 16 tahun  sejak berdirinya kerajaan Arab Saudi. Negara Arab Saudi menjadi batu loncatan yang digunakan para intelijen tersembunyi untuk membangun Israel. Intelijen ini tak lain adalah Inggris, yang para interlijennya juga dihuni oleh kaum Yahudi yang berpengaruh atau setidaknya dikuasai oleh Yahudi dan balik layar.
Studi tersebut menyatakan bahwa kedekatan historis dan gen antara rezim Israel dan kerajaan Arab Saudi menguatkan adanya kemiripan bahkan sampai pada batas kesamaan secara sempurna di antara keduanya. Apalagi, King Abdul Aziz sendiri secara terbuka di hadapan mata dunia international mengakui bahwa kerjaan Saudi dan keturunannya masih memiliki hubungan dekat dan berada dalam satu trah yang sama dengan Yahudi. Lantas, apalagi yang harus dibedakan antara Arab Saudi dan Yahudi?! Apakah perbedaan antara agama (Islam dan Yahudi) cukup dijadikan alasan untuk membedakan Arab Saudi dan Israel?  Bukankah suatu tradisi di mana orang-orang Yahudi menyusup ke negara dan agama-agama hanya untuk merusaknya dari dalam?!
Sampai di sini perlu disampaikan bahwa Negara Arab Saudi mendukung sepenuhnya pembentukan Negara Israel. Ada banyak alasan untuk itu. Pertama, masing-masing kekuasaan ini dibentuk berdasarkan perintah para intelijen Inggris. Kerajaan Saudi yang ada saat ini dalam sejarahnya didirikan dan diatur oleh Harry St John Philby, yang dikenal dengan Haji Abdullah Philby, salah satu intelijen Inggris di jazirah Arab kala itu.
Di sisi lain, Israel telah dipersiapkan sejak adanya janji atau pernyataan Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Leonid Arthur Balfour pada November 1917 (untuk membentuk negara Israel) yang ia kirim ke salah satu tokoh terbesar Yahudi, Lionel Walter de Rothschild. Artinya, pembentukan negara Israel sudah ada jauh sebelumnya, terlebih setelah adanya oikumene bersama, di mana kelompok freemasonry, Illuminati, dan ordo-ordo Kabbalah lainnya berencana untuk menjalankan strategi secara bersama dan bekerjasama dengan melakukan hal-halnterbaik untuk bangsa Yahudi dalam rangka menguasai dunia.
Kedua, sektarianisme agama dan mazhab. Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, sebuah negara berdiri atas dasar mitos dan legenda dengan dalih kitab suci Taurat telah mengabarkannya. Dengan demikian, Israel murni berdasarkan sektarian agama. Israel yang mengklaim sekularisme adalah sebuah negara agama hingga ke “tulang sumsum” dan ideologi politiknya mengikuti kisah-kisah kitab Taurat dan Talmud yang menyatakan berdirinya Israel untuk  membangun Haikal Sulaiman (Istana Nabi Sulaiman) sebagai dasar kerajaan Ratu Israel.
Yahudisme meletakan prinsip permusuhan dan peperangan melawan semua orang yang bertentangan dan tidak sesuai dengannya. Prinsip “negara agama” hanya dimiliki oleh Israel. Tetapi, pada perkembangannya, khususnya dewasa ini, bukan hanya Israel. Umat Islam turut serta dalam mempopulerkan negara Islam. Banyak gagasan yang mengusung ide Negara Agama. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi ditafsirkan sedemikian rupa untuk membenarkan gagasan Negara Agama Islam seperti Negara Agama Yahudi.
Negara Arab Saudi adalah Negara pertama yang menyatakan dirinya sebagai Negara Islam. Fanatisme beragama semacam ini ditarik panjang sampai menyentuh persoalan politik. Namun, Arab Saudi tetap menjaga etika persahabatannya dengan Israel. Sebab, jika ia terlalu keras mengkritik maka para dalang di balik berdirinya Kerajaan Saudi ini akan bergerak dan menghancurkan Arab Saudi dari dalam.
Sama seperti Israel, Arab Saudi juga menganggap dirinya sebagai satu-satunya bangsa termulia, mengabaikan bangsa-bangsa mulia lainnya yang ada di rentang sejarah. Bangsa Israel mengabaikan kemuliaan bangsa lain, terutama bangsa Arab karena Nabi Ismail sebagai kakek moyang bangsa Arab lebih besar daripada Ishak sebagai kakek moyang bangsa Yahudi, sebagaimana disebutkan sumber-sumber Taurat dalam sejarah hidup Nabi Ibrahim as. Begitu pula, pada mulanya, Bangsa Arab merasa diri mereka lebih utama dan lebih unggul dari Bangsa A’jamiy, yakni bangsa non-Arab. Sekalipun Rasulullah SAW datang dan membawa ajaran persamaan antara Arab dan ‘Ajam, dewasa ini orang-orang Arab Saudi tetapi Rasis.
Tidak bisa ditolak bahwa kerajaan Arab Saudi sama seperti Israel, didirikan atas dasar sektarian sebagai hasil penyimpangan Muhammad bin Abdul Wahab dan Ahmad bin Abdul Halim, yang dikenal dengan Ibu Taimiyah. Seperti pengkafiran terhadap semua umat Islam, penolakan mereka khususnya Muhammad bin Abdul Wahab terhadap mazhab-mazhab Islam, merubah keyakinan kaum muslim di Jazirah Arab dengan memaksa mereka meninggalkan mazhab mereka dan mengikuti mazhab Wahabi yang telah ditolak oleh semua mazhab Islam dan dianggap keluar dari ajaran Islam. Perhatikanlah, fanatisme semacam ini hanya dimiliki oleh orang-orang Yahudi dengan agama Yahudinya itu.
Ketika para Rabbi menghalalkan membunuh orang-orang non-Irael, maka pada saat yang sama dengan pola pikir yang sama, Muhammad bin Abdul Wahab mengkafirkan siapa pun dari kalangan umat Islam yang bertentangan dengan ajarannya tanpa memperhatikan apapun. Para penganut ajaran Wahabi menganggap hanya diri mereka saja yang muslim dan selain mereka adalah kafir dan harus dibunuh. Tindakan mereka sama seperti apa yang dia lakukan penganut Yahudi terhadap penganut agama lain sebelum atau sesudah mereka.
Satu hal yang membanggakan kaum Yahudi asli, yakni kebijakan penguasa Arab Saudi untuk menghilangkan peninggalan benda-benda bersejarah yang dimiliki Islam. Tentu, alasan mereka adalah bid’ah dan khufarat. Bahkan, penguasa Arab Saudi berencana menghancurkan makam Rasulullah SAW. Bukahkah, orang yang tidak menghargai sejarahnya sendiri adalah orang yang tak bermoral dan biadab? Tidak ada alasan manusiawi yang bisa membenarkan tindakan semacam itu.
Ketiga, merampas tanah. Orang-orang Yahudi merampas tanah Palestina dengan dalih adanya ikatan historis dengan tanah tersebut menurut kitab Taurat yang disampingkan sebagai upaya mengembalikan haikal Nabi Sulaiman yang mereka klaim. Mereka terus membunuh, mengusir penduduk asli, mencaplok tanah dan merusak infrastruktur dalam rangka mewujudkan proyek zionis di Palestina. Sementara ikatan mereka dengan Palestina terputus sejak 134 sebelum masehi. Itu berarti lebih dari dua ribu tahun dan dengan demikian tidak ada lagi apa yang disebut dengan hak sejarah bagi mereka di Palestina.
Tindakan Zionis Israel tersebut sangat serupa dengan perilaku komplotan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Dengan berkedok di balik pemikiran keagamaan Wahabi Salafi, pihak kerajaan merasa benar untuk menduduki tahan Jazirah Arab, memerangi suku-suku Arab, dan memanfaatkan kekuatan militer Inggris, yang dipimpin oleh Kapten Arthur William Shakespeare, untuk melakukan kolonialisasi terhadap bangsanya sendiri. Siapa yang lebih kejam dari pada orang yang menjajah bangsanya sendiri?!
Umat manusia tidak mengenal kejahatan seperti yang dilakukan oleh komplotan Ibnu Saud dan Ibnu Abdul Wahab dalam membunuh kaum perempuan, merobek perut mereka yang hamil, memerangi siapa pun mereka yang menentangnya, membantai laki-laki dan anak laki-laki. Sama seperti yang mereka ulangi sekarang di Irak. Kejahatan kemanusiaan semacam ini hanya bisa dilakukan oleh manusia yang punya keyakinan dan prinsip seperti orang-orang Zionis Israel. Seperti yang mereka pertontonkan di Gazandan tempat-tempat lain di Palestina.
Tetapi petaka kultural yang terbesar adalah mereka telah meletakan nama Ibnu Saud untuk semua Jazirah Arab yang dipenuhi keberagaman suku dan ras, dan telah merubah sejarahnya yang panjang. Tindakan ini bukan sekedar bersifat politis tetapi juga melanggar aturan budaya. Sebab, penamaan semenanjang Arab dengan Saudi Arabia adalah tindakan yang sewenang-wenang. Seandainya dimusyawarahkan dengan sistem demokratis, tindakan  semacam itu tidak akan pernah terjadi.
Tindakan penguasa Arab bertentangan dengan perilaku Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah menamakan wilayah-wilayah Islam di masanya dengan namanya sendiri.Bagaimana dengan penamaan kota Yastrib menjadi Madinah dilakukan atas perintah ilahi yang dinyatakan dalam Al-Qur’an. Nabi Muhammad tidak mau menamai Yastrib dengan Muhammad atau atas nama dirinya yang lain. Adapun Abdul Aziz bin Abdur Rahman Al-Saud (1876M-1953M) dan putra-putranya merampok jazirah Arab, dan sewenang-wenang menamainya sebagai Arab Saudi, yang secara literlek berarti “Arab Milik Saud”.
Keempat, penyimpangan kitab suci dan sunnah para rasul. Sejarah kaum Yahudi adalah sejarah yang “tidak wajar” dikarenakan penolakan terus-menerus mereka terhadap perintah ketuhanan dan kekerasan hati mereka di hadapan Tuhan. Karenanya mereka membunuh para nabi, memutarbalikan Taurat dan merubah sunnah Nabi Musa as. Dari sini para nabi orang-orang yahudi adalah figur-figur yang luar biasa sesuai ukuran penyimpangan mereka dalam banyak ayat dan surat tentang para nabi mereka dan penyimpangan mereka terhadap kitab suci dan klaim mereka atas Allah.
Allah SWT berfirman “Orang-orang Yahudi berkata : Uzair itu putra Allah dan orang Nasrani berkata : Al-Masih itu putra Allah. Demikian itulah perkataan mereka dengan mulut mereka. Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Mereka dilaknat Allah; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At-Taubah : 30)
Di sisi lain, mirip yang dilakukan nenek moyang mereka yang yahudi, keluarga Saud pun merubah risalah langit.  Mereka secara langsung tidak bisa merubah nash-nash Al-Qur’an namun mereka memutarbalikan artinya dan menafsirkannya dengan hawa nafsu mereka seperti dilakukan Ibu Taimiyyah dan Ibn Abdul Wahhab. Mereka menghina Nabi SAW dengan menyandarkan kehinaan, kesalahan, kelemahan, menyimpangkan sejarah dan riwayat hidupnya, dan menyandarkan beliau pada kekufuran serta hal-hal yang tidak boleh disandarkan kepada manusia biasa, bagaimana boleh disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mereka memiliki watak munafik dengan klaim mereka saja yang berhak atas Islam. Karenanya, mereka berbeda dengan kaum muslim dalam penampilan, pakaian, dan kebiasaan-kebiasaan yang membuat jijik manusia. Namum mereka menganggapnya sebagai keindahan. Ironisnya sebagian orang-orang bodoh tergoda akan hal itu.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman : “Apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan  yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka ; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimana mereka sampai palingkan (kebenaran)?” (QS. Al- Munafiqun : 4)
Kelima, penghancuran bekas peninggalan para nabi serta permusuhan warisan Islam. Di Palestina, khususnya di Yerussalem orang-orang yahudi berupaya keras menghancurkan Masjidil Aqsha dengan terus menerus menggali fondasinya dengan dalih penelitian atau pencarian bekas peninggalan Haikal Sulaiman yang mereka klaim. Ini belum lagi penghancuran mereka atas peninggalan kuno penganut agama lain, khususnya masjid-masjid Islam bersejarah se.... (to be continue) wallahu a’lam..





No comments:

Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...