Sangat
penting menyusuri jalan panjang ajaran salafi Wahabi yang mengeluarkan
fatwa-fatwa namun fatwa tersebut selaras dengan misi besar zionis. Berikut ini
adalah penjelasan fatwa-fatwa Wahabis dengan misi besar Zionis Israel :
Ø PERTAMA (Pisahkan Umat Islam
dari Ulamanya)
Misi ini bertujuan agar umat islam
kehilangan central command/komando yang terpusat dalam segala hal, baik
berpolitik, bersosial, beragama, serta saling menghilangkan metode yang benar
dalam memahami agama. Mereka sadar bahwa kegagalan mereka selama ini
diakibatkan oleh kuatnya semangat dan persatuan kaum muslimin dalam melawan
kepentingan Yahudi. Dan semangat serta persatuan kaum muslimin tersebut
faktanya terpusat pada para ulama.
Fakta baru, adalah betapa dahsyatnya
efek dari “Resolusi Jihad” (22 okt
1945) yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari (NU) juga betapa dahsyatnya
dampak dari seruan para ulama dalam menumpas PKI. Semua fakta ini menjadi
kajian bagi kaum Wahabis yang didalangi oleh kaum kabbalis[1],
sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa umat muslim harus dipisahkan dengan
pemimpinnya. Tentu banyak cara yang dilakukan. Salah satunya adalah dengan
menurunkan citra pada kiai dan ulama. Para ulama diterjunkan ke dalam dunia politik
kotor, sehingga citra para kiai luntur di mata masyarakat. Dimunculkannya
kiai-kiai artis, yang kedalaman agamanya tidak terlalu mendalam. Mereka tayang
di berbagai media hanya untuk mengalihkan masyarakat luas dari kiai yang
sesungguhnya ke kiai artis. Lalu, di sisi lain, kiai-kiai artis itu
dihancurkan. Banyak isu dimunculkan. Seperti kiai artis yang menaruh tarif
tinggi, perselingkuhan kiai sejuta umat dan semacamnya.
Fatwa Salafi Wahabi yang disinyalir
mendukung misi Yahudi di antaranya :
a)
Sesatnya Mazhab Asy’ariyah dan
Maturidiyah
Bukti paling dekat atas fatwa tersebut
adalah buku yang berjudul “Mulia Dengan
Mazhab Salaf” yang ditulis oleh Ust. Yazid Ibn Abdil Qodir. Dalam buku
tersebut pada bab terakhir Ust. Yazid Jawas mengelompokan Asy’ariyah dan
Maturidiyah sebagai kelompok yang sesat dan menyesatkan. Sebuah buku yang
kontradiktif dengan buku yang mereka ciptakan sebelumnya yang merupakan tahrif (Penyimpangan) dari al-Ibanah
yang berjudul “Buku Putih Imam
Al-Asy’ari” dengan penerjemah Abu Ihasan Al-Atsari, penerbit At-Tibyan.
b)
Propaganda : Para Ulama adalah
Manusia yang tidak Ma’shum (Tidak terjaga dari salah)
Propaganda ini berperan untuk mendorong
umat islam keluar dari mazhab-mazhab yang mu’tabar (diakui) dan beralih pada
mazhab yang mereka bangun (Mazhab yang tidak bermetodi memahami Al-Qur’an dan
Sunnah).
Ternyata, perbedaan pemikiran bukanlah
tujuan utama melainkan sarana untuk menghantarkan umat muslim pada konflik.
Konflik dan perpecahan di antara umat muslim. Konflik dan perpecahan di antara
umat muslim, dengan alasan apapun, tidak bisa diterima. Sebab, kondisi konflik
dan perpecahan adalah realitas yang sengaja diciptakan dan dikehendaki oleh
bangsa Yahudi yang kabbalistik. Sepertinya Indonesia adalah negara yang akan
dihancurkan selanjutnya. Sebab, Indonesia mempunyai beragam agama dan suku.
Apabila keragaman ini berhasil dimanfaatkan oleh Yahudi dan berada di bawah
kendalinya maka perang besar akan terjadi di Indonesia. Karena itulah,
keragaman mazhab dan pikiran keagamaan dapat diterima selagi bisa
dipertanggungjawabkan. Sekalipun tidak dapat dipertanggungjawabkan mari kita
selesaikan dengan cara yang tidak menimbulkan perpecahan.
c)
Tuduhan “Ta’ashub” atau fanatik kepada para penganut mazhab.
d)
Tuduhan “Ghuluw” atau berlebihan bahkan musyrik terhadap umat islam yang
menghormati para ulama dengan cara mencium tangan.
e)
Haramnya Tasawul dengan
orang-orang shaleh yang sudah meninggal.
Ø Kedua (Pisahkan Umat Islam
dari Nabinya).
Ini adalah misi kedua yang hendak
diwujudkan oleh zionis dan didukung oleh fatwa-fatwa Wahabi. Misi ini penting,
mengingat ikatan emotional umat muslim denfan Rasulullah SAW adalah faktor
fital yang mampu membuat umat Islam rela mengorbankan segalanya. Adapun
fatwa-fatwa wahabi dan tindakan yang mendukung misi tersebut adalah :
a)
Haramnya bepergian menziarahi
makan Rasulullah SAW.
b)
Haramnya pelaksanaan maulid Nabi
SAW. Mereka sadar betul efek tumbuhnya rasa cinta kepada Nabi SAW melalui
pujian dan pembacaan sirah Nabi yang ada di dalam kitab-kitab maulid.
Kitab-kitab maulid identik dengan Irhash dan
mukjizat Nabi. Fakta telah
membuktikan efek maulid yang terjadi pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, bahkan
fakta terbaru adalah betapa dahsyatnya efek “Salawat Badar” dalam membakar
semangat Umat Islam guna menumpas PKI.
c)
Haramnya Tasawul melalui Nabi SAW
setelah wafat.
d)
Menghilangkan Situs-situs
bersejarah yang berkaitan dengan Rasulullah SAW dan para sahabat. Efek yang
timbul dari tindakan ini adalah : hilangnya bukti fisik perjuangan rasulullah
dan para sahabat yang dapat membangkitkan semangat dan keimanan umat islam. Penghapusan
situs-situs sejarah juga merupakan kerugian bagi dunia akademik. Sehingga dapat
menghilangkan kekayaan budaya sebagai dari bukti material peradaban umat Islam.
Kerugian dari tindakan penghancuran akan berdampak besar dan berkepanjangan.
Sebab, situs sejarah yang dihancurkan berbeda dengan situs yang direkayasa
kemudian hari.
Alasan penghancuran situs-situs
bersejarah oleh Salafi-Wahabi adalah syaddus
dzari’ah (mencegah kemungkaran yang akan ditimbulkan). Kemungkaran yang
akan timbul adalah sikap Ghuluw (berlebihan).
Tapi, faktanya mereka melakukan sikap Ghuluw
yang lain, yakni membangun museum yayasan Al ‘Utsaimin. Tindakan
kontradiktif semacam ini sejatinya adalah rekaya Yahudi-Zionis yang berlenggang
kangkung di tanah Saudi Arabia. Mereka berhasil menciptakan isu-isu pemikiran
guna memporak-porandakan dunia Arab, khususnya Arab Saudi.
Di mana di dalam museum itu tidak hanya
karya yang syekh yang dihormati, bahkan pena terakhir sang syekh pun ditempatkan
di tempat khusus dalam etalase mahal. Dengan kata lain, orang-orang Wahabi
terjerumus dalam benduk bid’ah dan khufarat setelah sebelumnya menyingkirkan
bid’ah dan khufarat. Seperti berada di lingkaran setan, ia berputar-putar dalam
kebingungannya sendiri. Sejatinya, ini semua bentuk dari inkonsistensi watak
Wahabi yang tidak memiliki tujuan lain selain menghandurkan Islam dari dalam,
tepatnya dengan menghadirkan faham wahabisme di tengah-tengah paham Islam.
Ø Ketiga (Pisahkan Umat Islam
dari Al-Qur’an)
Fatwa dan propaganda Salafi-Wahabi yang
mendukung misi zionis :
a)
Haram mengikuti mazhab tertentu.
Bukti akan adanya efek dari fatwa
tersebut adalah propaganda yang didengungkan oleh Majelis Tafsir Al-Qur’an
(MTA). Dalam bahasa jawa, slogan sering didengungkan MTA ini “Ngaji ko’ kitab kuning, ngaji ya Al-Qur’an
sak maknanya (mengaji kok kitab kuning, ngaji ya Al-Qur’an dan maknanya)”.
Artinya, orang-orang awam diajak untuk
menyelami makna Al-Qur’an tanpa harus patuh pada pendapat ulama yang alim dan professional di bidangnya.
Meninggalkan ulama mazhab sama halnya dengan meninggalkan pendapat seorang
dokter tentang pengobatan sebuah penyakit.
b)
Jargon kembali pada Al-Qur’an dan
Sunnah.
Satu hal yang sering dijadikan slogan
utama golongan wahabis, mereka mengajak umat muslim kembali ke Al-Qur’an. Tetapi di saat yang sama,
mereka mengajak umat islam untuk meninggalkan mazhab dan metodelogi keilmuan
yang sudah mapan diwariskan secara akademis-ilmiyah dari generasi ke generasi.
Satu hal yang perlu dicatat. Kaum
kabbalis pada dasarnya memiliki salah satu cara yang paling efektif untuk
menghancurkan umat manusia, bukan saja umat muslim. Yaitu dengan cara
meninabobokan, menyediakan kemewahan hidup, memfasilitasi kehidupan yang
bersifat hedonisme, yang memuja syahwat, dan menjauhkan manusia dari bekerja
keras, berpikir cerdas, menjadi ilmuan. Intinya, bagi umat Yahudi, hanya
orang-orang Yahudi sajalah yang boleh pintar dan boleh berkuasa di atas dunia.
Ø Keempat (Pecah Belah lalu
Hancurkan)
Inilah tujuan pokok dari misi-misi
penghantar yang disebutkan di atas. Sebagaimana yang diwanti-wantikan oleh
Allah SWT dalam Al-Qur’an :
“Dan
orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepada mu (Muhammad) sebelum
engkau mengikuti agama mereka” QS. Al-Baqoroh : 120
Tindakan kongkrit yang mendukung misi
ini adalah mecnciptakan kelompok yang menyimpang yang mereka lindungi atas nama
HAM semisal Ahmadiyah di India, dan di saat bersamaan mereka menciptakan Wahabi
di Timur Tengah, sebuah kelompok yang berhasil membuat Islam saling menghujat,
saling mengkafirkan. Di Indonesia terdapat kelompok Ahmad Musoddiq dan
semacamnya. Mereka datang dengan membawa tafsir baru tentang Islam. Bahkan
mereka mengaku sebagai nabi pembawa ajaran baru.
Bukan saja dalam pandangan Islam, kaum Yahudi
sendiri menolak kelahiran nabi-nabi baru. Artinya, dalam settingan dan logika
kaum Yahudi, umat Muslim harus dihancurkan dari dalam. Harus ada intelektual
muslim ataupun cendikiawan muslim pembawa ajaran sesat dalam menafsirkan Islam.
Dengan demikian, pecah belah di lingkungan internal umat muslim baru tercapai.
Apakah jadinya ketika umat Islam sudah
tidak lagi menghormati figur-figur yang dapat meredam pertikaian dan
mempersatukan umat, yakni para ulama? Dan apa jadinya ketika umat Islam
memandang dan memahami Nabinya hanya dari aspek basyariyah? Dan apa jadinya
ketika umat Islam yang tidak memiliki sarana ikut-ikutan berijtihad dan
mengesampingkan tuntunan para ulama? Fakta yang sudah di depan mata adalah
PERPECAHAN UMAT ISLAM.
Sebagaimana sudah dijelaskan di awal
bahwa salah satu stratergi yang akan dijalankan oleh sejoli : freemasonry dan
Illuminati menghapus dan menghancurkan agama-agama besar, menghapus dan
menghancurkan kekayaan warisan dan menguasai lahan-lahan pribadi. Semua
strategi itu tidak akan efektif tanpa menghancurkan musuh-musuh dari dalam.
Inilah misi besar Yahudi-Kabbalis. Sementara, paham atau sekre Wahabi adalah
salah satu alat dari sekian banyak alat yang digunakan oleh Yahudi untuk
menghancurkan Islam.
Abu Ezza Muhammad, Simbol-Simbol
Illuminati di Arab Saudi, Pyramid 2014