Sunday 30 March 2014

#Perilaku Organisas i#2 #NilaidanKepribadian #Learn-Struggle-Give





Kemarin tanggal 29 Maret 2014 adalah pertemuan pertama ku dengan dosen baru di kelas 301 dengan mata kuliyah perilaku oraganisasi. Aku datang terlambat gak pake banget sih, tapi rasanya tetap gak enak ajah. Semua itu karena petualangan ku bersama dua orang teman, Vian dan Fonda ke Fakultas Teknik. Awalnya cuma mau ke ATM tapi ternyata malah ngeceng dan mencoba banyak kuliner unik di sana. Sampe lupa waktu, dan begitu ingat. Membuat ku lari kocar-kacir berlomba dengan waktu menuju kelas. 


Agak ragu untuk membuka pintu begitu aku tiba di depan kelas. Biasanya kan dosen UP gak suka banget keterlambatan, terlebih ini adalah jam terakhir yang “aneh” kalau masih terambat juga. Tapi begitu ku tarik tangkai pintu itu, ku dapati  senyuman ramah dari Pak Seta. Hal yang sangat jarang ditemukan saat terjadi keterlambatan. Biasanya dosen akan bertanya banyak hal tentang keterlambatan itu. Bahkan bisa tidak diizinkan masuk. Tapi berbeda dengan Pak Seta, aku justru dipersilahkan duduk diiringi senyum ramahnya. 


Ketika aku sudah bersiap untuk proses transfer ilmu. Pak Seta tengah menjelaskan tentang Nilai dan Kepribadian. Ku lirik slide yang terpancar  dari proyektor itu berjudul “Make Your Own Destiny”. Dan semakin tercekat begitu Pak Seta mengatakan. “Be a Founder, do not Follower” bagaimana tidak selama ini dalam hidup ku. Aku selalu menjadi pengikut. Bukan artian pengikut yang mengikuti suatu aliran. Tapi bila ditanya soal pendapat dan semacamnya aku selalu mengatakan “Yaudah gimana baiknya kalian saja”. Bukan maksud untuk jadi follower juga sih, terlalu egois bila aku memaksakan kehendak ku. Makanya selama apa yang mereka kerjakan tidak buruk atau menyimpang aku selalu mengikuti dari belakang. Lain halnya ketika ku tau hal itu telah diluar batas kode etik.


Di tengah perbincangannya dengan mahasiswa yang sangat menarik itu. Pak Seta mengatakan kita harus memiliki integritas. Integritas adalah prinsip, dan prinsip adalah nilai. Prinsip bersinergi dengan kognitif (cara berpikir), Afektif (Cara berperilaku) dan perilaku. Aku setuju banget nih, menurut ku orang yang plin-plan gak punya arah dan tujuan itu sama sekali gak menarik. Dan kata Pak Seta kita harus memiliki “End In Mind” atau akan berakhir seperti apa hidup kita ini. Dengan memiliki “End In Mind” tersebut kita diharapkan untuk lebih responsip terhadap perubahan bukan adaptif. Saat aku mulai dibanjiri tanda tanya dalam benak ku, mengapa demikian? Bukankah beradaptasi itu baik? Lalu pak seta kembali menjelaskan perbedaan atara responsip dan adaptif. Katanya responsif itu aktif jadi kita harus segera merespon apapun yang akan terjadi dengan mempersiapkan diri secara matang untuk bersinergi dengan perubahan itu sendiri. Sementara adaptif itu pasif di mana kita hanya akan beradaptasi dengan perubahan setelah perubahan itu terjadi. So Be a Founder do not Follower :D


Belum hilang kekaguman ku akan perbedaan Responsip dan adaptif itu. Pak seta kembali menggoyangkan jari jemarinya di atas withboard. 


HS + SS
C x T x H
Keterangan :
HS = Hard Skill ex: Ijazah, penghargaan, medali dll
SS = Soft Skill ex: prinsip, etika, dll
H  = Hazel / mengeluh
T   = Time
C = Cost


Artinya kita harus memiliki rasa peduli yang selalu memberi pelayanan. Memberi pelayanan terbaik ini memerlukan HS dan SS. Di mana pun termasuk di tempat kerja sebagai pegawai ataupun owner. Akan tetapi jika kita dalam pekerjaan kita sudah mulai mengeluh dari waktu-kewaktu semua itu akan menghabiskan banyak biaya karena kita menjadi tidak responsip dan selalu menyepelekan semua hal termasuk pekerjaan. Jika semua itu terjadi maka akan membengkakkan biaya. Hasilnya akan membagi secara keseluruhan nilai kita yang kita peroleh dari HS dan SS yang sudah diperjuangkan.

Keren banget kuliyah kemarin, sampai gak sadar kalau waktu sudah menunjukan pukul 17.30 yang artinya kita harus segera berpisah. Biasanya selalu aku yang bosan dan berkali-kali melirik jam karena tak sabar untuk segera keluar. Tapi kali ini justru aku tak sabar untuk segera berjumpa di pertemuan selanjutnya. Ohya pak, kalau bapak kan prinsipnya belajar dan memberi nih. Hampir sama loh dengan saya, tapi kalau saya belajar, berjuang dan memberi. Karena hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas. Dan sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat untuk yang lainnya. Sekian dari saya pak, Syukron Jazilan. See ya :D

Fifi Rizky Awaliyah
Masterpiece
FE.AK Universitas Pancasila
1212215086

No comments:

Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...