RESENSI NOVEL 728 HARI
1.
IDENTITAS
BUKU
Judul Novel : 728 Hari
Penerbit : Best Media
Tahun Terbit : 2015
Cetakan : Oktober 2015
Edisi : k3 -1
Tebal Buku : 336
Pengarang : Djono W. Oesman
2.
SINOPSIS
Eva Meliana
Santi begitu semua orang mengenalnya, seorang gadis cantik yang penuh dengan
semangat. Eva dilahirkan dalam keluarga yang harmonis, seorang ayah yang tegas
dan penyayang, ibu yang penuh kasih dan penyabar serta adik-adik yang pula
sangat menyanginya. Eva menjalani harinya sama dengan kebanyakan gadis lainnya
meski lupus mulai menyapanya di usianya yang ke-14. Lupus tak membuatnya
gentar, menyerah atau bahkan pasrah. Meski banyak keraguan yang menyelubungi
hatinya. Tapi tekat dan semangatnya mampu mengusir karaguan hingga
pontang-panting dari lubuk hatinya. Ia terus berjuang, bersemangat, berperang
melawan lupus yang menggerogotinya perlahan tanpa ampun, tanpa mengenal
kasihan, tanpa mengenal kesempatan. Semangat eva kian membucah, ia tak ingin
hidupnya berlalu begitu saja, ia ingin menjadi arti dan alasan kebahagiaan bagi
semua orang yang menyayanginya. Sahabat, Orang tua, Keluarga dan Ryan. Yah,
Ryan yang kini menduduki singgasana dalam hatinya.
Kian hari
berlalu, peperangan masih terus berlangsung. Dan Eva harus bisa menerima kalau
ia tak bisa meneruskan asmaranya dengan pria bernama Ryan. Meski sulit, tapi ia
harus terus berjalan melewati 728 hari miliknya.
Allah memang
yang Maha segala-galanya, meski dokter mengatakan hidup Eva hanya 728 hari lagi
dengan lupus yang menggerogoti tubuhnya tapi jika Ia berkata tidak maka tidak.
Eva menyebutnya sebagai bonus. Hingga ia menikah dengan Nanan dan meninggal
pada tahun 2014 silam. “Cinta ku pada mu menembus dunia fana, cinta ku pada mu
menjadi ladang pahala ku hidup di dunia” Nanan pada Eva.
3.
KEUNGGULAN
Ø
Dapat membuat pembaca terhanyut dan merasakann
emosi yang sama dengan tokoh utama dalam kisah yang diceritakan di dalam novel
ini.
Ø
Kisah ini sangat menginspirasi dan membangkitkan
semangat “kalau Eva saja bisa, masa gue enggak?” kalimat ini terbesit begitu
saya rampung membaca novel ini.
Ø
Penulis berhasil menggambarkan suasana yang
menyentuh hingga membuat pembaca terenyuh dan membara karena terbakar oleh
semangat tokoh utama dalam cerita.
Ø
Kisah yang diambil dari kehidupan nyata ini
sangat bermanfaat, disamping memberikan pesan jangan berkecil hati untuk odapus
juga memberikan begitu banyak kesempatan untuk semua orang. Kesempatan untuk
berjuang, mengubah jalan hidup dan bermanfaat bagi orang lain dan dunia.
Ø
Dengan dilampirkan photo-photo semakin membuatnya
kian menarik.
Ø
Eva mengajarkan kita untuk ikhlas, ikhlas bukan
berarti pasrah, melainkan menerima dengan lapang dada tanpa mengurangi
perjuangan untuk terus menjadi lebih baik.
4.
KEKURANGAN
Novel ini nyaris
tidak memiliki kekurangan, berikut beberapa kekurangan novel ini menurut saya:
Ø
Tertulis dalam novel kata “Isinya begini” kurang
tepat, ketika saya membaca terasa begitu mengganjal dengan kata itu. Dua kata
itu tak perlu ditampilkan.
Ø
Penulis terlalu terburu-buru, terbukti dengan
penggambaran yang begitu singkat dan padat. Tak terlalu bermain dengan kata,
dan itu membuat pembaca berpikir “oh gini” sambil mengernyitkan alisnya. Meski
pada bagian tertentu sangat efektif membuat pembaca terenyuh, tapi pada
beberapa bagian yang singkat dan padat itu membuat pembaca seolah kehilangan
klimax.
Ø
Penulis menggambarkan tokoh utama dengan keadaan
yang begitu sempurna dengan lupus. Mungkin dalam kehidupan nyata yang kejam ini
ada di antara para pembaca yang akan berpikir “Pantas saja dia cantik, cerdas
dan sempurna yang menjadi alasan semua orang kian menyayanginya”. Karena banyak
diantara kita yang mencintai tanpa dicintai. Hanya karena status social dan
fisik.
5.
PERBANDINGAN
DENGAN NOVEL TRUE STORY LAINNYA, (SURAT KECIL UNTUK TUHAN)
Ø
Materi
cerita
Kedua novel sama-sama diangkat dari kehidupan nyata.
Tentang seorang gadis yang berjuang dengan penuh semangat tanpa keluhan melawan
penyakit mematikan. Yaitu : Eva melawan penyakit lupus dan Keke melawan kanker
jaringan lunak.
Ø
Teknik
Penulisan
Penulis 728 Hari, Djono W. Oesman. Menggambarkan
dengan baik sehingga membuat para pembaca dapat merasakan emosi tokoh utama
dalam cerita. Meski terdapat beberapa bagian yang terlalu singkat dan membuat
pembaca seakan anti klimax.
Penulis Surat Kecil Untuk Tuhan, Agnes Danovar. Begitu
lincah dengan kata, menggambarkan kisah nyaris sempurna. Haru, biru dan kobaran
semangat. Hanya terdapat beberapa kata-kata penulis yang membuat pembaca
berimajinasi lain sehingga membingungkan pembaca.
No comments:
Post a Comment