Sunday 25 June 2017

Lebaran 1438 H, 25 Juni 2017

Ibu adalah malaikat tanpa sayap, yang rela mengorbankan hidupnya kapan saja demi anaknya. Semua orang tau itu. karena semua orang pernah mengalami menjadi seorang anak. Bahkan ketika anak salah pun seorang ibu tidak akan membiarkan anaknya menjadi hinaan bagi orang banyak.

Aku adalah Fifi Rizky Awaliyah, seorang anak dari ibu yang paling luar biasa. Bernama mama Marlina, usia 42 tahun. Mama pejuang yang tak kenal lelah demi anak-anaknya.

Tapi aku bukanlah anak yang sempurna, selalu mengharap dan menuntut lebih. Aku selalu merasa semua kelelahan ku adalah lelah ku sendiri. Mata ku tertutup untuk melihat semua yang sudah mama korbankan. Hingga kerap aku aku berpikir, ini semua salah mereka. Orang tuaku yang tidak berjuang di masa muda yang menyebabkan ku terjebak dalam banyak kesulitan di masa kini. Lagi dan lagi hati ku tertutup oleh semua hinaan, cacian dan rasa lelah yang ku alami. Aku berkata mama galak, karena gak pernah ngijinin aku tertidur lebih lama sedikit saja. Padahal dengan itu, aku menjadi orang yang disiplin. Tak terbiasa tidur hingga matahari menyemburatkan cahayanya. Aku selalu bangun lebih awal, dan memulai semua aktivitasku lebih cepat. Masih banyak hal yang tampak selalu buruk di mata ku tapi akan baik hasilnya. Namun, Lagi dan lagi aku tak selalu pandai melihat sisi baik itu.

Maaf ku tak akan bisa menghilangkan rasa sakit mama krn ulah ku. Bahkan hingga saat ini mama masih berjuang, aku masih tak bisa menanggungnya sendiri. Ya Allah, hamba mohon lindungi mama dari orang-orang jahat, dari berbagai penyakit, panjang kan umurnya, beri hatinya ketenangan. Ya Allah, ijinkan aku untuk bisa membahagiakan mama. Aku ingin mama setidaknya pernah merasa bahagia. Tidak selalu lelah, tidak selalu cemoohan, tidak selalu hinaan, tidak selalu teriakan orang yang mama alami. Aamiin.

Sudah menjadi tradisi tak alama setelah sholat iedul fitri keluarga akan berkeliling bertamu kerumah yang lebih dituakan. Dinisi adalah sebagian kecil dari keluarga besar Babah kuting.
Sisi kanan adek laki Alwi Abdul Azis, Nde  Epa laki, Om Imron,  Bang topik, Sulis, Ende Epa cewek. Mamake, Teh ai, Siti, Po Nanih, Pupuy, Rahma, Bapake.




Adek laki satu-satunya, meski kita berasal dari rahim yang sama. Tapi kita gak bisa ngerti satu sama lain. Berantem terus, bikin kesel terus. Tapi jangan tanya aku sayang apa enggak sama dia. He's the copy of me. Muka kita mirip, sifat beda, karakter beda, jenis kelamin juga beda, tapi kita tetep sama.
Ada rahma, teh ai dan mamake. Banyak drama yang kita laluin. kalau orang bilang rasa sakit pasti berbekas, itu enggak aku dapetin sama teteh ai. Meski aku gak bisa lupa kejadian itu, api aku suda lupa gmn rasa sakitnya.
Sepupu sepenggalauan, Puput Humairoh. Dia pernah nangis karena ditinggal ke pesantren. semangat ya sayang.





























Dan dia dua kata yang merankai nama yang tak pernah luput dari doa ku, Hendry Suwarno terima kasih oppa. 

No comments:

Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...