Sunday 3 November 2013

Seperti apakah liku luar biasa yang telah kau lalui?

Assalamu a'laikum ..

Siang ini, aku akan menceritakan beberapa cerita yang menurutku luar biasa dan sangat patut untuk dijadikan contoh. Dan semoga kita dapat menyontoh dan berlaku jauh lebih baik dari para tokoh dari cerita berikut. Cerita berikut menceritakan tentang liku luar biasa seorang ikhwan dan akhwat dalam perjuangannya menemukan cinta sejati.

Pernah kalian mendengar kata ta'aruf?
Saat pertama kali mendengar kata "ta'aruf" adalah  ketika aku berusia di bawah lima tahun, lupa tepatnya berapa Hehe. Ketika itu aku di perkenalkan kata ta'aruf oleh seorang bibi, adik dari ayah ku yang bernama Masyriyah Islamiyah. Bibi ku yang satu itu memang seorang muslimah yang taat, tak pernah henti bercerita kisah-kisah spektakuler meskipun usia ku masih sangat belia saat itu. Keluarga dari ayah ku memang sangat kental dengan nuansa islamnya, bahkan aku sudah diajari mengaji dan sholat ketika berusia 3 tahun, katanya yah aku sendiri lupa hehe. Cara mengajar ayah ku sangat berbeda dari yang lainnya, aku hanya di minta untuk menyimak beliau mengaji al-qur'an. Setelah itu barulah memperkenalkan huruf-huruf dalam al-qur'an satu persatu. Lucunya, ayah ku tidak pernah mengajari ku doa-doa dalam sholat. Arti, dan setiap do'a apa saja di setiap gerakan. Beliau hanya meminta ku untuk mengikutinya. Aku berdiri di sampingnya dengan sejajar dalam satu sajadah. Dan kemudian beliau membaca do'anya dengan keras, hingga aku bisa mendengarkan lalu mengikuti dan hafal. Aku baru tau maknanya ketika mulai mengaji di sebuah TPA dekat rumah ku.

Kembali lagi ke ta'aruf.
Meskipun bibi ku itu seorang muslimah yang taat, tapi bukan berarti dia tidak pernah jatuh cinta. Dan secara diam-diam dia mencintai gurunya saat bersekolah di MTS YASFI. Bertama Hartono, seorang pria yang sangat baik, sopan dan bukan perokok. Subhanallah, aku suka sekali di gendongnya saat itu hehehe..

Walau sedemikian cintanya, bibi ku tak pernah mengatakannya. Ia hanya bisa berdo'a dalam setiap sujudnya agar di jodohkan dengan orang itu. Bertahun-tahun dia memendam rasa cinta itu hingga ia lulus dan mendapat gelar D3 keguruan. Tetap tak ada satupun yang mengetahui akan rasa cinta itu hatinya. Tapi bibi ku tak pernah berhenti berdo'a dan meminta kepada Allah. Hingga suatu ketika, tanpa disengaja bibiku berpapasan dengan pria itu di sekolahnya. Ternyata pria itu masih mengajar di sekolah itu.

Setelah berbasa-basi dalam pertemuan itu, bibi ku semakin yakin bahwa pria itulah yang akan menjadi imam baginya. Walau mereka tak mempunya handphone seperti yang marak sekarang. Tapi keterikatan hati mereka begitu keren.

Hingga akhirnya sang pria datang ke rumah nenek ku, denger-denger sih pada awalnya dia tak tau. Dia hanya mengikuti naluri di hatinya.. Ahhhh so sweet.. hehe
Ia menggendong ku dan meminta ku memanggil bibi ku yang masih di dalam kamarnya saat itu. Begitu bibiku keluar, aku kembali di panggilnya dan dia membisikan sesuatu di telinga kecil ku.
"De..bilang sama ence iya, apa mau ta'aruf dengan saya?"
"Hehhh??? ta?? ta alup itu apa?" jawab ku polos..hihiyyy
"Bilang saja ya, nanti ence iya tau ko.." ucap pria itu menjawab kepolosan ku.
langsung ku sampaikan pesan pria itu, dan hal itu membuat bibi ku malu-malu. Pipinya bersemu merah, ku lihat air mata menetes di wajahnya. Dengan sangat perlahan, ia mengangguk tanpa melirik sang pria yang duduk lumayan jauh darinya. Dan ta'aruf pun di mulai..

Bibi ku yang satu itu, tidak pernah pergi bersama dengan pria itu tanpa mengajak ku. Setiap kali berjumpa selalu di tempat yang ramai. Duduk pun selalu berjauhan dan aku berada diantara mereka pastinya. Bicara pun selalu melalui ku. Haduhhh ta'aruf yang begini ngerepotin orang juga yah? ahahha tapi seru, ya karena aku masih kecil nurut ajjah di suruh ini itu. Dan anggaplah aku ini de'post dalam proses ta'aruf mereka.

Dan kini, mereka sudah di karuniai satu orang anak perempuan bernama salwa.
masih banyak cerita yang luar biasa, lainnya tapi break sholat dulu yahh..hehe
Assalamu a'alaikum

No comments:

Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...