Assalamu a’laikum
warrohmatullahi wabarokatuh…
Kali ini gue ingin ngebahas tentang sesuatu
yang sensitifnye lebih dari sekedar senggol bacoknya perempuan kalo lagi PMS.
Yap ! Tentang pilpres 2019. Sebelum lebih lanjut, tenangkan hati dan pikiran
kalian. Jangan lupa berdo’a kepada Allah SWT agar diberikan ketenangan hati
setelah baca tulisan gue ini.
Kalian pernah gak sih ketemu sama orang yang
sensitifnya kebangetan? Yang cuma karena selfie pake 2 jari dibilang dukung
paslon nomor 2. Atau cuma karena posting instagram pake #sibukkerja dibilang
dukung paslon nomor 1. Parahnya lagi kalau mereka gak sejalan sama asumsi
mereka sendiri (mereka berasumsi lo dukung salah satu paslon tapi doi dukung
sebaliknya) mereka akan jadi jubir dadakan yang pinter banget nyebutin semua
kejelekan paslon lawan yang sebenernya dia sendiri belum tau kebenarannya. Gue
sih senyum-senyum aja kalo ketemu orang kaya gini. Sambil mengingatkan bahwa semua keburukan yang kita ungkapkan itu akan ada
konsekuensinya. Kalau yang disampaikan itu benar akan jadi GIBAH. Kalau yang
disampaikan itu salah akan jadi FITNAH. Dan dua-duanya adalah dosa besar. Naudzubillah
Gue heran aja, kenapa setiap musim-musim pilpres
kebanyakan orang mendadak jadi hakim dan orang suci. Hobi sekali berkoar-koar
tentang semua keburukan seolah-olah dialah yang paling benar. Coba deh pikir
sejenak, apa semua itu sudah terkonfirmasi kebenarannya? apakah sudah ada
pengakuan dari pihak yang selalu jelek itu? Apa ada bukti? Ingat ya, seandainya
itu benar lalu mengapa kita sesosok manusia malah membongkarnya ketika Allah
sudah menutupnya rapat-rapat?
Jangan biarkan diri kita menjadi korban opini
orang lain yang tak bertanggungjawab. Apapun yang kita dengar, simpan! jangan
lantas menjadi bagian dari aksi BONGKAR AIB MASAL itu. Selayaknya kita sebagai
manusia paham arti dari TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA. Mengapa ketidaksempurnaan
itu ada? Karena agar kita berpikir bagaimana cara untuk mencapai kesempurnaan
yaitu dengan saling melengkapi satu sama lain.
Jangan salahkan siapa pun, media tidak akan
booming dan membakar satu hal kalau tidak ada yang tertarik akan hal itu. Ayo mulai
dari diri kita sendiri, selektif memilih. Jangan sampai menentukan pilihan
karena hasutan. Pilih dia yang akan membawa Indonesia menjadi lebih baik.