Tuesday 29 July 2014

Simbol-simbol Illuminati di Arab Saudi (Wahabi dan Zionis)





Sangat penting menyusuri jalan panjang ajaran salafi Wahabi yang mengeluarkan fatwa-fatwa namun fatwa tersebut selaras dengan misi besar zionis. Berikut ini adalah penjelasan fatwa-fatwa Wahabis dengan misi besar Zionis Israel :

Ø  PERTAMA (Pisahkan Umat Islam dari Ulamanya)
Misi ini bertujuan agar umat islam kehilangan central command/komando yang terpusat dalam segala hal, baik berpolitik, bersosial, beragama, serta saling menghilangkan metode yang benar dalam memahami agama. Mereka sadar bahwa kegagalan mereka selama ini diakibatkan oleh kuatnya semangat dan persatuan kaum muslimin dalam melawan kepentingan Yahudi. Dan semangat serta persatuan kaum muslimin tersebut faktanya terpusat pada para ulama.

Fakta baru, adalah betapa dahsyatnya efek dari “Resolusi Jihad” (22 okt 1945) yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari (NU) juga betapa dahsyatnya dampak dari seruan para ulama dalam menumpas PKI. Semua fakta ini menjadi kajian bagi kaum Wahabis yang didalangi oleh kaum kabbalis[1], sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa umat muslim harus dipisahkan dengan pemimpinnya. Tentu banyak cara yang dilakukan. Salah satunya adalah dengan menurunkan citra pada kiai dan ulama. Para ulama diterjunkan ke dalam dunia politik kotor, sehingga citra para kiai luntur di mata masyarakat. Dimunculkannya kiai-kiai artis, yang kedalaman agamanya tidak terlalu mendalam. Mereka tayang di berbagai media hanya untuk mengalihkan masyarakat luas dari kiai yang sesungguhnya ke kiai artis. Lalu, di sisi lain, kiai-kiai artis itu dihancurkan. Banyak isu dimunculkan. Seperti kiai artis yang menaruh tarif tinggi, perselingkuhan kiai sejuta umat dan semacamnya.

Fatwa Salafi Wahabi yang disinyalir mendukung misi Yahudi di antaranya :
a)      Sesatnya Mazhab Asy’ariyah dan Maturidiyah
Bukti paling dekat atas fatwa tersebut adalah buku yang berjudul “Mulia Dengan Mazhab Salaf” yang ditulis oleh Ust. Yazid Ibn Abdil Qodir. Dalam buku tersebut pada bab terakhir Ust. Yazid Jawas mengelompokan Asy’ariyah dan Maturidiyah sebagai kelompok yang sesat dan menyesatkan. Sebuah buku yang kontradiktif dengan buku yang mereka ciptakan sebelumnya yang merupakan tahrif (Penyimpangan) dari al-Ibanah yang berjudul “Buku Putih Imam Al-Asy’ari” dengan penerjemah Abu Ihasan Al-Atsari, penerbit At-Tibyan.
b)      Propaganda : Para Ulama adalah Manusia yang tidak Ma’shum (Tidak terjaga dari salah)
Propaganda ini berperan untuk mendorong umat islam keluar dari mazhab-mazhab yang mu’tabar (diakui) dan beralih pada mazhab yang mereka bangun (Mazhab yang tidak bermetodi memahami Al-Qur’an dan Sunnah).
Ternyata, perbedaan pemikiran bukanlah tujuan utama melainkan sarana untuk menghantarkan umat muslim pada konflik. Konflik dan perpecahan di antara umat muslim. Konflik dan perpecahan di antara umat muslim, dengan alasan apapun, tidak bisa diterima. Sebab, kondisi konflik dan perpecahan adalah realitas yang sengaja diciptakan dan dikehendaki oleh bangsa Yahudi yang kabbalistik. Sepertinya Indonesia adalah negara yang akan dihancurkan selanjutnya. Sebab, Indonesia mempunyai beragam agama dan suku. Apabila keragaman ini berhasil dimanfaatkan oleh Yahudi dan berada di bawah kendalinya maka perang besar akan terjadi di Indonesia. Karena itulah, keragaman mazhab dan pikiran keagamaan dapat diterima selagi bisa dipertanggungjawabkan. Sekalipun tidak dapat dipertanggungjawabkan mari kita selesaikan dengan cara yang tidak menimbulkan perpecahan.
c)       Tuduhan “Ta’ashub” atau fanatik kepada para penganut mazhab.
d)      Tuduhan “Ghuluw” atau berlebihan bahkan musyrik terhadap umat islam yang menghormati para ulama dengan cara mencium tangan.
e)      Haramnya Tasawul dengan orang-orang shaleh yang sudah meninggal.

Ø  Kedua (Pisahkan Umat Islam dari Nabinya).
Ini adalah misi kedua yang hendak diwujudkan oleh zionis dan didukung oleh fatwa-fatwa Wahabi. Misi ini penting, mengingat ikatan emotional umat muslim denfan Rasulullah SAW adalah faktor fital yang mampu membuat umat Islam rela mengorbankan segalanya. Adapun fatwa-fatwa wahabi dan tindakan yang mendukung misi tersebut adalah :
a)      Haramnya bepergian menziarahi makan Rasulullah SAW.
b)      Haramnya pelaksanaan maulid Nabi SAW. Mereka sadar betul efek tumbuhnya rasa cinta kepada Nabi SAW melalui pujian dan pembacaan sirah Nabi yang ada di dalam kitab-kitab maulid. Kitab-kitab maulid identik dengan Irhash dan mukjizat Nabi. Fakta telah membuktikan efek maulid yang terjadi pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, bahkan fakta terbaru adalah betapa dahsyatnya efek “Salawat Badar” dalam membakar semangat Umat Islam guna menumpas PKI.
c)       Haramnya Tasawul melalui Nabi SAW setelah wafat.
d)      Menghilangkan Situs-situs bersejarah yang berkaitan dengan Rasulullah SAW dan para sahabat. Efek yang timbul dari tindakan ini adalah : hilangnya bukti fisik perjuangan rasulullah dan para sahabat yang dapat membangkitkan semangat dan keimanan umat islam. Penghapusan situs-situs sejarah juga merupakan kerugian bagi dunia akademik. Sehingga dapat menghilangkan kekayaan budaya sebagai dari bukti material peradaban umat Islam. Kerugian dari tindakan penghancuran akan berdampak besar dan berkepanjangan. Sebab, situs sejarah yang dihancurkan berbeda dengan situs yang direkayasa kemudian hari.
Alasan penghancuran situs-situs bersejarah oleh Salafi-Wahabi adalah syaddus dzari’ah (mencegah kemungkaran yang akan ditimbulkan). Kemungkaran yang akan timbul adalah sikap Ghuluw (berlebihan). Tapi, faktanya mereka melakukan sikap Ghuluw yang lain, yakni membangun museum yayasan Al ‘Utsaimin. Tindakan kontradiktif semacam ini sejatinya adalah rekaya Yahudi-Zionis yang berlenggang kangkung di tanah Saudi Arabia. Mereka berhasil menciptakan isu-isu pemikiran guna memporak-porandakan dunia Arab, khususnya Arab Saudi.
Di mana di dalam museum itu tidak hanya karya yang syekh yang dihormati, bahkan pena terakhir sang syekh pun ditempatkan di tempat khusus dalam etalase mahal. Dengan kata lain, orang-orang Wahabi terjerumus dalam benduk bid’ah dan khufarat setelah sebelumnya menyingkirkan bid’ah dan khufarat. Seperti berada di lingkaran setan, ia berputar-putar dalam kebingungannya sendiri. Sejatinya, ini semua bentuk dari inkonsistensi watak Wahabi yang tidak memiliki tujuan lain selain menghandurkan Islam dari dalam, tepatnya dengan menghadirkan faham wahabisme di tengah-tengah paham Islam.

Ø  Ketiga (Pisahkan Umat Islam dari Al-Qur’an)
Fatwa dan propaganda Salafi-Wahabi yang mendukung misi zionis :
a)      Haram mengikuti mazhab tertentu.
Bukti akan adanya efek dari fatwa tersebut adalah propaganda yang didengungkan oleh Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA). Dalam bahasa jawa, slogan sering didengungkan MTA ini “Ngaji ko’ kitab kuning, ngaji ya Al-Qur’an sak maknanya (mengaji kok kitab kuning, ngaji ya Al-Qur’an dan maknanya)”.
Artinya, orang-orang awam diajak untuk menyelami makna Al-Qur’an tanpa harus patuh pada pendapat ulama  yang alim dan professional di bidangnya. Meninggalkan ulama mazhab sama halnya dengan meninggalkan pendapat seorang dokter tentang pengobatan sebuah penyakit.
b)      Jargon kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Satu hal yang sering dijadikan slogan utama golongan wahabis, mereka mengajak umat muslim kembali  ke Al-Qur’an. Tetapi di saat yang sama, mereka mengajak umat islam untuk meninggalkan mazhab dan metodelogi keilmuan yang sudah mapan diwariskan secara akademis-ilmiyah dari generasi ke generasi.
Satu hal yang perlu dicatat. Kaum kabbalis pada dasarnya memiliki salah satu cara yang paling efektif untuk menghancurkan umat manusia, bukan saja umat muslim. Yaitu dengan cara meninabobokan, menyediakan kemewahan hidup, memfasilitasi kehidupan yang bersifat hedonisme, yang memuja syahwat, dan menjauhkan manusia dari bekerja keras, berpikir cerdas, menjadi ilmuan. Intinya, bagi umat Yahudi, hanya orang-orang Yahudi sajalah yang boleh pintar dan boleh berkuasa di atas dunia. 

Ø  Keempat (Pecah Belah lalu Hancurkan)
Inilah tujuan pokok dari misi-misi penghantar yang disebutkan di atas. Sebagaimana yang diwanti-wantikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an :

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepada mu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka” QS. Al-Baqoroh : 120

Tindakan kongkrit yang mendukung misi ini adalah mecnciptakan kelompok yang menyimpang yang mereka lindungi atas nama HAM semisal Ahmadiyah di India, dan di saat bersamaan mereka menciptakan Wahabi di Timur Tengah, sebuah kelompok yang berhasil membuat Islam saling menghujat, saling mengkafirkan. Di Indonesia terdapat kelompok Ahmad Musoddiq dan semacamnya. Mereka datang dengan membawa tafsir baru tentang Islam. Bahkan mereka mengaku sebagai nabi pembawa ajaran baru.

Bukan saja dalam pandangan Islam, kaum Yahudi sendiri menolak kelahiran nabi-nabi baru. Artinya, dalam settingan dan logika kaum Yahudi, umat Muslim harus dihancurkan dari dalam. Harus ada intelektual muslim ataupun cendikiawan muslim pembawa ajaran sesat dalam menafsirkan Islam. Dengan demikian, pecah belah di lingkungan internal umat muslim baru tercapai.

Apakah jadinya ketika umat Islam sudah tidak lagi menghormati figur-figur yang dapat meredam pertikaian dan mempersatukan umat, yakni para ulama? Dan apa jadinya ketika umat Islam memandang dan memahami Nabinya hanya dari aspek basyariyah? Dan apa jadinya ketika umat Islam yang tidak memiliki sarana ikut-ikutan berijtihad dan mengesampingkan tuntunan para ulama? Fakta yang sudah di depan mata adalah PERPECAHAN UMAT ISLAM.

Sebagaimana sudah dijelaskan di awal bahwa salah satu stratergi yang akan dijalankan oleh sejoli : freemasonry dan Illuminati menghapus dan menghancurkan agama-agama besar, menghapus dan menghancurkan kekayaan warisan dan menguasai lahan-lahan pribadi. Semua strategi itu tidak akan efektif tanpa menghancurkan musuh-musuh dari dalam. Inilah misi besar Yahudi-Kabbalis. Sementara, paham atau sekre Wahabi adalah salah satu alat dari sekian banyak alat yang digunakan oleh Yahudi untuk menghancurkan Islam.

Abu Ezza Muhammad, Simbol-Simbol Illuminati di Arab Saudi, Pyramid 2014




[1] kabbalis terdiri dari freemasonry, illuminati dan zionis yang berkuasa di tanah Arab Saudi.

Monday 14 July 2014

Jomblo VS Pacaran


Jomblo. Satu kata yang sangat ditakuti oleh banyak orang saat ini, terutama remaja. Why? Karena kosakata ini mengandung makna negatif yang bikin alergi. Jomblo suatu pertanda tidak lakunya seseorang untuk mendapatkan teman kencan dari lawan jenis. Idih......enggak laku? Emangnya jualan?

Tapi asli kok, banyak banget apalagi remaja putri yang merasa kena kutukan kalo sampe predikat jomblo mereka sandang. Akhirnya dengan berbagai macam cara, mereka berusaha melepaskan kutukan ini. Udah nonton film “30 hari mencari cinta?” film itu menceritakan tiga orang cewek yang yang sama-sama mendapat gelar jomblo. Mereka membuat kesepakatan untuk mencari pacar dalam waktu 30 hari. Bagi yang menang akan diperlakukan bagai ratu sementara yang kalah akan mengerjakan semua perkerjaan rumah.

Singkat cerita, mereka benar-benar fokus untuk mendapatkan pacar dalam rentang waktu itu. karena ngebetnya seorang tokoh pengen punya pacar. Sampai-sampai harga diripun sempat tergadaikan ketika sang pacar kepengen making love dengan si cewek. Cewek lainnya lagi. saking itu cewek pengen ngerasain ciuman, sampe-sampe dia melatih dirinya dengan bantal guling. Idih! Emang enak nyium guling!

Belum lagi masalah yang timbul mengakibatkan risiko bubarnya persahabatan yang mereka bina selama ini karena cemburu dan khawatir pacarnya diembat sahabat sendiri. Meskipun ending-nya semua pacar karbitan itu pada bubar, tapi kita bisa melihat seberapa parah kondisi remeja kita saat ini, terutama di pergaulannya.

See? Ternyata predikat jomblo begitu menakutkan buat sebagian remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini. Meskipun sering kali dalam pacaran mereka juga merasa terpaksa. Bisa karena dipaksa teman, bisa karena dipaksa ortu, bisa juga dipaksa diri sendiri karena konsep yang salah.

Belum lagi dorongan dari media baik TV, radio, ataupun majalah yang menawarkan gaya hidup bebas dengan label pacaran semakin gencar dilakukan. Semua itu bikin semua remaja ngebet untuk bisa pacaran. Padahal, apa sih yang didapat dari pacaran? NOTHING, enggak ada sama sekali tuh. Malah sebaliknya, banyak hal yang merugikan yang bisa bikin kamu merana seumur hidup kalo kamu tetap melakukan ajang baku syahwat ini.

Pilihan untuk pacaran atau ngejomblo ini bisa kamu putuskan dengan sadar. Jadi, tulisan kali ini akan membantu kamu untuk membuat keputusan benar dalam hidup. Jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang salah dan membuat mu menyesal kemudian. Lannnnnnjut!

Kenapa harus pacaran?
Hayo........bisa enggak kamu jawab pernyataan ini? kenapa harus pacaran? Hmm........mungkin di antara kamu ada yang menjawab.

 “Biar gak kuper”
“Biar enggak dibilang gak laku”
“Biar ada cowok yang sayang sama kita”
“Biar ada semangat untuk belajar”
“Biar enggak malu dengan teman-teman yang pada punya pacar”
“Pengen tau aja sih rasanya”

Masih banyak alasan yang bisa kamu ajukan sebagai pembenaran. Oke deh, kita coba telaah satu per satu yah, masuk akal enggak sih alasan yang kamu punya itu.

Pacaran adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah. Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya  : nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua, atau belajar bersama. Tapi alasan terakhir ini kayanya terlalu mengada-ngada. Paling juda aktivitas belajar cuma kamuflase karena sering banyakan pacarannya daripada belajarnya, karena pada sibuk mentingin gebetan masing-masing. Iya apa iya?

Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena enggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah para kuper dan kupeng sedunia. Why? Karena orang pacaran itu dunianya hanya berkutat dari pengetahuan tentang doi dan dari doi aja. Yang jadi fokusnya cuma apa hobi sang pacar, apa warna favoritnya, apa makanan kesukaannya, dll. Coba kamu tanya apa dia tahu tentang teknologi terkini? Apa dia tahu di palestina ada masalah apaan, sih? Apa dia juga tahu kalo ternyata Amerika itu teroris sejati? Yakin deh, pasti mereka yang kerjaannya pacaran enggak bakalan tahu topik beginian. Nah, yang model begini yang kuper dan kupeng.

Sebaliknya, pacaran adalah ajang maksiat. Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah SAW, bahwa dua orang anak manusia yang berlawanan jenis apabila berdua-duaan maka pihak ketiganya adalah setan. Emang kamu mau jadi temennya setan? Hiiyyy.....jangan sampe deh!

Jangan berasalan kamu masih kuat iman terus masih ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus yang ngakunya aktivis rohis dan niatnya dakwah, eh........malah kebablasan pacaran. Teman MTS saya dulu juga ada yang MBA, married by accident alias terpaksa menikah karena hamil duluan waktu pacaran. Ia adalah pihak yang paling dirugikan karena sekolahnya gak bisa lanjut karena perutnya semakin gendut. Itu laki-laki yang menghamili bisa dengan enaknya melanjutkan sekolah sampe tuntas. Belum lagi beban dosa yang harus ia tanggung. Ingat, zina adalah salah satu dosa besar yang hanya bisa ditebus dengan taubatan nasuha. Taubatan nasuha adalah tobat yang sungguh-sungguh dan tak akan mengulanginya lagi. Bukan tobat sambel, saat ini tobat, besok kumat. Walahhhhh, sama juga bohong atuh..

Jomblo adalah pilihan
Kok bisa? Disaat teman-teman pada risih dengan status sorangan wae alias sendirian tanpa pacar, masa sih ngejomblo bisa jadi pilihan? Bisa aja, why not gitu lho..!

Ngejomblo adalah kondisi yang independen, mandiri. Di saat teman-teman cewek lain merasa enggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu malah sebaliknya. Jadi cewek itu enggak harus manja dan  bergantung sama cowok. Huuuuu..... enggak banget, deh! Jadi cewek itu kudu punya pendirian, enggak asal ikut-ikutan. Meskipun teman satu sekolah, satu kampus atau satu negara memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dong dengan prinsip jomblo tapi salihah.

Dulu waktu saya masih duduk manis di bangku MTS dan MA (setara dengan SMP dan SMA), ada seorang teman yang ngebet banget pengen punya pacar. Sampe-sampe kalo ada kuis di majalah remaja tentang siap atau enggaknya pacaran, doi termasuk yang rajin mengisi untuk tahu jawabannya. Ternyata doi tipe yang udah siap banget. Akhirnya, fokus perhatian dia hanya pada cita-cita pengen punya pacar. Prestasi sekolah jadi anjlok. Padahal, enggak ada yang mau sama doi. Duh, kasian juga ya.

Kamu bisa tunjukan kalo enggak pacaran itu berarti tingginya harga diri kamu

Nah, kabalikan dengan muslimah salihah, ada atau enggak ada yang mau pacaran sama dia, enggak bakal bikin pusing. Mikirin rumus fisika ajah udah puyeng, pake mikirin hal lain. Mikirin pacar atau pacaran adalah sesuatu yang enggak penting bagi dirinya. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi.

Kalo kamu udah jadi cewek oke, baik otak, kepribadian, apalagi akhlaknya. Jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Ngejomblo adalah sebuah kebanggaan. Kamu bisa tunjukin enggak pacaran berarti tingginya harga diri kamu. Ngejomblo bukan berarti enggak ada yang mau, tapi kitanya yang enggak mau kok sama cowok-cowok kecil itu. lho, kok?

Iya, kalau ada cowok yang beraninya ngajak pacaran, itu namanya masih cowok kecil. Kalo cowok yang udah dewasa, pasti enggak berani pacaran dan cuma main-main aja. Tapi datang langsung ke orang tua si cewek dan ngelamar. Cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipu-tipu dan aktivitas berlumur dosa. Hayo..........pada berani enggak cowok-cowok kecil itu melamar kamu trus menikah? Boro-boro deh. Lha wong uang jajan aja masih minta sama ortu, kok. Makanya, rugi kuadrat jadinya kalo kamu maksakan diri untuk pacaran. Akur, kan?

Jomblo tapi salihah
Sebagai jomblo jangan takut diolok teman. Jangan pernah malu disebut enggak laku. Mereka yang berpacaran saat ini belum tentu juga akhirnya menikah nanti. Tul, enggak? Malah yang banyak adalah putus di tengah jalan, patah hati. Ada juga karena takut dibilang jomblo malah dapet predikat MBA tanpa harus kuliyah alias merried by accident. Emang enak?

Lagi pula, cewek kalo mau dipacarin kesannya adalah cewek gampangan. Gampang dibohongin, gampang dijamahin, gampang diboncengin dan gampang-gampang yang lain. Idih.... enggak asyik banget! Toh, nantinya kalo mau merit, para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian, mereka pengennya dapet cewek baik-baik.

Terlepas apa motivasi mereka, yang pasti kamu kudu punya patokan dan standar tersendiri. Kamu enggak mau pacaran karena itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu enggak bakal ikut-ikutan pacaran hanya karena takut dibilang jomblo dan enggak gaul. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena muslimah itu orang yang punya prinsip. Dan kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh.

Banyak juga cewek yang meskipun sudah menutup aurat dengan kerudung, masih enggan disebut jomblo. Jadilah mereka terlibat affair bernama pacaran akibat gaya-gayaan. Benar-benar gak ada bedanya dengan mereka yang enggak pake kerudung. Malah parahnya, masyarakat akan antipati sama muslimah tipe ini. Berkerudung tapi pacaran. Berkerudung tapi masih suka boncengan dengan cowok non mahrom. Berkerudung tapi masih suka berduaan sama cowok dan runtang-runtung gak jelas tujuannya. Bisa membuat jelek citra kerudung dan muslimah, tuh.

Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalau kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo pun jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan untuk menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan menjadi salihah kalau diniatkan karena Allah semata. Bukankah hidup ini cuma sementara ajah? Jadi rugi banget, kalo hidup yang cuma sekali ini enggak dibikin berarti. So, kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblo mu, bilang aja “jomblo tapi salihah? So what gitu loh!” Hidup jomblo!

Setelah putus pacaran
Atikel ini khusus buat mereka yang berpacaran atau yang pernah punya pacar. Waduh......gimana dong nasib mereka yang hidupnya lurus-lurus ajah alias belum pernah pacaran? Masa enggak boleh ikutan baca?? Tentu boleh, dong. Siapa tau ada orang-orang di sekeliling kamu yang butuh tema ini, iya kan?

Masa pacaran, siapa sih yang gak panas dingin bila mengenangnya? Panas dingin karena teringat indahnya. Tapi bisa juga panas dingin karena takut dosanya. Yang pasti sih, saya yakin kamu udah pada insaf kalo pacaran itu cuma ajang menumpuk dosa akibat baku syahwat yang melanggar syari’at.

Nah, udah ingat lagi kan? Kamu dulu memutuskan si dia karena takut dosa. Kamu yang memutuskan sang kekasih karena insaf. Kamu yang gak mau lagi punya ikatan yang gak sah. Kamu yang udah nyadar dan enggak mengulangi lagi. Entah kenapa tiba-tiba aja bayangan si dia nongol lagi dalam benak mu. Tiba-tiba ajah ketemu di angkot atau papasan di tepi jalan. Kamu yang lagi beres-beres kamar terus nemu selembar photo doi dalam pose yang bikin kamu terpesona. Tapak kenangan dirinya ternyata belum hilang sepenuhnya dari benak mu. Duh....gimana menyikapi rasa ini? Padahal kamu tahu bahwa jalinan cinta itu gak mungkin lagi untuk diulang. Ia hanya penggalan masa lalu yang kudu dikubur dalam-dalam. Trus, gimana dong?

Ketika dia datang lagi
Setalah beberapa saat berhasil menghapus bayangan dirinya, tak disangka, tiba-tiba si dia hadir lagi dalam kehidupan mu. Kehadirannya pun mampu menghadirkan suasana haru biru yang dulu pernah singgah di hati mu. Meski kalian sudah tak ada lagi ikatan, kenangan lama itu begitu indah untuk dilewatkan begitu saja. Bagaimanapun, kamu masih menyimpan direktori itu dalam salah satu sudut hati. Ehm....

Tenang aja, yang namanya perasaan itu bersifat gaib kok, enggak terlihat. Karena gak terlihat maka gak bisa pula dikenai hukum. Tapi meskipun bebas hukum, bukan berarti kamu membiarkannya tanpa batas. Bukankah ada yang Maha Mengetahui yang gaib maupun yang nyata? Meski ada satu orang pun yang memergoki, tapi kamu pantas malu dong sama Allah. Dia selalu memantau kondisi hati mu. Lagi pula yang namanya rasa meski gak terlihat ia akan membekas pada perbuatan. Jadi, bisa aja kamu tanpa sadar menyebut namanya. Atau setengah pingsan berusaha lewat depan kelasnya hanya demi bisa melihat sosoknya sekilas. Duh...sampe sebegitunya kalo perasaan dimanjain.

Padahal sedari awal kamu sudah mem-PHK mantan kamu karena sadar pacaran adalah jalan setan untuk mengajak makasiat. Karena kamu gak mau jadi teman setan, maka kamu pun enggak mau lagi pacaran. So, sebenernya kamu udah tahu kok bagaimana menyikapi pacaran. Cuma yang kamu gak paham adalah bagaimana menyikapi kenangan yang kadangkala timbul tenggelam.

Apalagi mereka yang sebelumnya aktivis pacaran sangat rentan sekali diajak balikan sama sang mantan. Emang sih gak semua, tapi buat jaga-jaga aja ternyata kamu adalah tipe gampang terayu.

Hati-hati musang berbulu domba
Jangan terjebak oleh bujuk rayu dunia. Entah mantan yang ngajak balikan atau ikhwan berbulu domba yang ngajakin kamu pacaran dengan bingkai islam. Mulut manisnya ngajak ta’aruf tapi aktivitasnya gak jauh beda sama pacaran. Eh, karena si ceweknya lemah iman, mau aja ia nginap berhari-hari di rumah si ikhwan tanpa alasan yang jelas. 

Kamu kudu hati-hati, saat ini banyak ikhwan jadi-jadian kayak gini. So, biar kamu gak terjerumus lagi, niatkan hijrah mu ini karena Allah, bukan karena yang lain. Lalu berkumpulah dengan orang-orang yang saleh. Biar ada yang menjaga dan menasehati kamu kalo salah langkah.

Kalo sampa tahap ini, kamu kudu intropeksi. Apa yang salah dengan diri mu? Kenapa bayangan si doi masih menari-nari? Kenapa kenangan itu sulit dihapus dari hati?

Pertama, bisa saja kamu lagi krisis hati yang bermula dari jauhnya kamu dari Yang Maha Membolak-balik hati. Kamu masih punya peluang untuk bengong. Padahal yang namanya setan itu paling demen masuk pada momen ini. Panjang angan-angan dengan banyak melamun.

Kedua, ganti kacamata yang kamu pake. Si mantan boleh jadi adalah seseorang yang terlihat begitu sempurna di mata mu. Udah cakep, tajir, ramah, baik hati, suka menolong, rajin menabung, patuh pada orang tua, rajin sholat lagi. Bagi yang belum paham hukum pacaran, cowok tipe ini adalah all girls ever want. Jadi, bisa aja kamu begitu berdarah-darah saat mutusin cowok itu. Sebetulnya kamu masih sayang sama dia. Tapi kesadaran akan hukum Allah bahwa pacaran adalah aktivitas mendekati zina, membuat kamu lebih memilih untuk mutusin dia.

Jangan telalu memanjakan perasaan, kenangan itu hadir kalo kamu memang manghadirkannya

Ketiga, bisa jadi kamu enggak begitu paham dengan konsep jodoh. Kamu mati-matian masih berat sama dirinya meski sudah putus. Ada terbesit dalam dirimu kalo si dia menikah dengan cewek lain. Artinya kamu belum benar-benar mengikhlaskan dirinya. Kamu masih ngarep si dia ngajakin kamu merit. Padahal harapan itu jauh panggang dari pada api, alias sulit terwujud. Lha wong ternyata dia udah asyik sama pacar baru setelah kamu putusin.

Iman ada kalanya naik turun.  Ketika iman mu lagi tinggi-tingginya, kamu begitu pasrah dan ikhlas melepaskan. Tapi ketika iman sedang down, kamu merasa begitu sayang dan ingin kembali padanya.

Yakin pada takdir-Nya
Yakin pada takdir atau qadha Allah yang ditetapkan atas diri kita adalah kuncinya. Kita telah berjalan pada rambu-rambu syariat-Nya, maka selebihnya bertawakallah.

Aku ra popo
Iya “aku ra popo”! yakinkan diri bahwa tanpa si doi, kamu baik-baik saja. Jangan mengulang kesalahan yang sama ketika kamu sudah bertekad untuk berubah. Kalo ternyata sikap dan kelakuan kamu masih sama, bukan nama kamu saja yang bakal jelek, tapi citra muslimah dan anak ngaji pun akan tercoreng. Ibarat susu sebelanga, jangan sampai kamu jadi nila yang setitik itu.

Pancangkan tekad kuat bahwa kamu enggak akan tergoda lagi untuk beraktivitas pacaran. Kamu gak akan terbuai oleh maksiat berlebel islam.

Yakin kamu baik-baik saja kok, meski tanpa mantan atau ikhwan jadi-jadian. Jodoh mu sudah tertulis sejak ruh mu ditiupkan. Bahkan Allah telah menjajikan bahwa laki-laki baik untuk perempuan yang baik dan sebaliknya. Kamu gak usah resah dan gelisah masalah jodoh. Toh, kita hidup gak cuma ngurusin masalah satu ini kan? Selama kamu maksimal berikhtiar dengan jalan yang baik dan benar. Jodoh yang datang nanti juga enggak akan jauh dari kualitas dirimu. Yakin aja. :-D HIDUP JOMBLO !!!!






Sunday 13 July 2014

Dear Pak Prabowo Subianto,

Assalamu a'laikum warohmatullahi wabarokatuh..

Dengan hati yang carut marut saya mengetik kata demi kata dalam surat ini. Bagaimana tidak? Indonesia tengah gamang, terprovokasi oleh berbagai macam opini politik. Masyarakat yang secara sadar telah membuat sekat karena pemilu yang diadakan dalam demokrasi negara ini. Melupakan arti dan makna dari bineka tunggal ika. Melupakan betapa besar pengorbanan dan perihnya para pejuang demi kemerdekaan negara ini. Melupakan tujuan utama bangsa akan kesatuan dan kesejahteraan hanya karena membenarkan berbagaimacam alasan atas pilihan mereka. Belum lagi akan saudara-saudara kita di tanah palestine yang tengah berjihad di jalan Allah. Mempertahankan tanah mereka, tapi kita malah terpecah belah hanya karena demokrasi yang tujuan awalnya untuk kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia. Yah, bahkan cucuran air mata pun masih tak pantas untuk menggambarkan betapa peliknya hati ini.

Tanggal 9 Juli 2014, yah ini merupakan tanggal bersejarah dalam hidup saya. Mengapa? Karena pada tanggal itu lah pemilu pertama yang saya ikuti dengan semangat para pejuang perang badar. Pemilu pertama yang membuat hati saya kian membara. Pemilu yang berhasil merobohkan tiang Golput yang selama ini sudah berdiri kokoh. Mengingat ini adalah pemilu kedua yang seharusnya saya ikuti. Dan dengan keteguhan hati saya, setelah melewati berbagai proses perenungan dan istikharah saya memilih Bapak Prabowo Subianto dan Pak Hatta Rajasa. 

Banyak pertanyaan yang menghujani saya ketika saya katakan saya memilih no satu di antara teman-teman saya. Tapi saya hanya tersenyum, menerima dengan ikhlas segala macam perkataan buruk mereka tentang Bapak. Bukan saya tidak membela, bukan saya tak berdaya. Tapi saya mengerti akan arti dari kata demokrasi. Yah, setiap orang mempunya pilihan dengan berbagai macam alasan masing-masing. Karena itu saya tak ingin menegakan sekat itu kian kokoh. Semakin mereka menghujat semakin dalam pula keyakinan saya akan Bapak dan Pak hatta. Saya pun sempat berfikir, bisa saja saya adalah salah satu korban dari opini politik dari perang media yang kini telah berlangsung. Bukan politik namanya bila hanya ada satu pilihan kebaikan. Bahkan seseorang pernah berkata pada saya "Sekuat apapun iman seseorang, sejujur dan seteguh apapun dia. Bila terjun ke dalam dunia politik pasti kotor" entah benar atau tidak. Dan terkadang sebaris kalimat itu menjadi alasan saya untuk golput. 

Saya memang tak mengenal Pak Prabowo Subianto dan Pak Hatta Rajasa. Begitupun dengan Pak Joko Widodo dan Pak Yusuf Kalla. Tak pernah berbicara atau sekedar saling sapa. Tapi dengan teguh saya memilih Bapak Prabowo Subianto dan Pak Hatta Rajasa. Atas dasar kesadaran saya akan kondisi Indonesia yang tengah sekarat. Saya yakin Bapak lah yang mampu mengembalikan Indonesia menjadi Indonesia yang sejahtera. 

Tetap teguh,
Apapun yang terjadi tanggal 22 mendatang adalah yang terbaik baik Indonesia. Siapapun Pemimpinnya dialah yang sudah dicatat Allah di Lauhul mahfudz. Walau besar harapan saya yang teriring do'a Bapak lah yang akan membawa Indonesia menuju kesejahteraan. Aamiin.

Fifi Rizky Awaliyah

Monday 7 July 2014

PERILAKU ORGANISASI

PERILAKU ORGANISASI
(Remember The Titant)










DISUSUN OLEH :
Fifi Rizky Awaliyah
1212215086







FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASILA
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga saya dapat merampung paper (dalam bentuk rangkuman) ini guna memenuhi tugas yang diberikan Dosen pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Pancasila. 
Kelompok kami menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan baik teori maupun praktek. Dengan demikian saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan paper ini.
Kiranya yang Maha Kuasa tetap menyertai kita sekalian, dengan harapan pula agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.



                                         Penulis
Jakarta, 19 Juni 2014












BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Tim semakin menjadi cara utama untuk mengatur pekerjaan diberbagai perusahaan kontemporer. Organisasi yang tidak menggunakan tim adalah organisasi yang pantas dijadikan berita. Bukti menujukan bahwa tim biasanya lebih baik dari pada individu ketika tugas-tugas yang dilakukan membutuhkan banyak keterampilan, pendapat dan pengalaman. Ketika menyusun ulang dirinya sendiri untuk bersaing secara lebih efektif dan efesien, organisasi berubah menjadi beberapa tim sebagai sebuah cara yang lebih baik untuk menggunakan bakat.
2.1.         Perumusan Masalah

Dengan melihat kompleksitasnya masalah organisasi terutama yang berkenaan dengan kerja kelompok. Di mana Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki banyak potensi di berbagai bidang, yang memicu lahirnya banyak perusahaan dan oraganisasi. Sehingga dibutuhkan sebuah disiplin ilmu yang mengatur kegiatan perusahaan dan organisasi tersebut dengan baik. 
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan dan pembatasan masalah seputar perilaku organisasi tepatnya dalam memahami kerja sama tim, dengan permasalahan sebagai berikut :

1.        Mengapa tim menjadi begitu populer?
2.        Bagaimana mengubah individu menjadi pemain tim?
3.        Bagaimana menjadikan tim yang kreatif?



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Perilaku Organisasi
2.1.1.      Definisi Organisasi
Didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat berupa kelompok formal atau informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan kerja. Kelompok informal adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara formal maupun secara organisasional. Kelompok informal dapat sisubklasifikasikan yaitu kelompok komando, kelompok tugas, kelompok kepentingan dan persahabatan.
        Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer. Kelompok tugas adalah mereka yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.Kelompok kepentingan adalah mereka yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing.Kelompok persahabatan adalah mereka yang berkumpul bersama karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.
2.1.2.      Tahap – Tahap Perkembangan Kelompok
Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka. Yang disebut model lima tahap perkembangan kelompok. Yaitu :
1)        Tahap Pembentukan (forming), memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok tersebut. Para anggotanya menguji jenis-jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
2)        Tahap Timbulnya Konflik (Stroming Stage),adalah satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu.
3)        Tahap Normalisasi, adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukan kekohesifan.
4)        Tahap Berkinerja (performing), pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima.
5)        Tahap Pembubaran, adalah tahap terakhir untuk perkembangan kelompok untuk kelompok-kelompok sementara. Dikarakteristikan oleh perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas.
2.1.3.      Jenis – Jenis kelompok
Jenis kelompok yang paling sering ditemua dalam sebuah organisasi adalah kelompok penyelesaian masalah, kelompok kerja yang mengelola diri sendiri, kelompok lintas fungsional dan kelompok virtual.
2.2.       Menciptakan Tim Yang Kreatif
Berbagai macam komponen utama untuk membentuk tim yang efektif dapat digolongkan menjadi empat kategori umum. Pertama adalah berbagai sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut efektif. Kategori yang kedua berhubungan dengan komposisi tim. Kategori yang ketiga adalah rancangan pekerjaan. Yang terakhir, variabel proses mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi aktivitas.






BAB III
PEMBAHASAN
(Dasar - Dasar Perilaku Kelompok dan Memahami Kerja Sama Tim : Remember The Titant)

3.1.       Sinopsis Remember The Titant
Herman Bonne adalah seorang berkulit hitam yang ditempatkan menjadi pelatih football Amerika di TC William Hight School di Virnigia. Ia menggantikan pelatih Yoast, pelatih kulit putih yang sangat dihormati oleh murid dan orang tua siswa. Di mana rasisme terutama antara kulit putih dan kulit hitam masih kental. Pergantian pelatih ini kontan menuai aksi protes dan rencana boikot oleh siswa dan warga kulit putih. Selama Yoast (kulit putih)menjadi pelatih tidak ada seorangpun siswa kulit hitam yang dapat menjadi pemain football sekolah. Setelah melewati banyak pertimbangan, akhirnya Boone dan Yoast sepakat untuk memadukan para pemain siswa kulit putih dan kulit hitam.
Terlihat sekali para siswa kulit hitam dan kulit putih bagaikan minyak dan air, tidak pernah akur, penuh kecurigaan dan amarah. Pelatih Yoast pun akhirnya diterima kembali sebagai pelatih bagian pertahanan di bawah arahanPelatih Boone. Tapi sayangnya konflik dan pertentangan tak pula berakhir dalam tim football TC William. Pelatih Boone pun melakukan acara tim building untuk menguatkan timnya. Sejak awal keberangkatan Pelatih Boone sudah melakukan “Inovasi” kepemimpinan. Dalam bus seluruh anggota tim harus memiliki pasangan duduk dari rekannya yang berbeda ras. Ditambah lagi saat di kamp pelatihan siswa berbeda ras dicampur dalam satu kamar. Tentunya perkelahian antar siswa yang masing-masing membawa sentimen ras kerap terjadi.
Selanjutnya Boone memberikan tugas masing-masing pasangan kamar yang notabene saling membenci untuk mengenal satu sama lain. Jika tidak porsi latihan yang gila-gilaan akan terus menjadi “santapan” mereka. Akhirnya perubahan terjadi saat Pelatih Boone mengajak para anggota tim untuk lari kedaerah lapangan tempat terjadinya pertempuran Gettysburg. Pertempuran paling berdarah dalam sejarah perang sipil Amerika Serikat.
Pelatih Boone menerangkan kepada para peserta latihan bahwa peperangan tak pernah berakhir dan masih terjadi di antara mereka saat ini. Dengan berapi-api Pelatih Boone di atas lapanan yang pernah menjadi saksi ribuan orang kulit putih dan kulit hitam tewas karena perang saudara. Pertumpahan darah yang dipicu oleh kedengkian akibat perbedaan warna kulit.
Perlahan mereka pun mulai berubah menjadi tim yang kuat. Para pemain berkulit hitam dan kulit putih mulai bisa bekerja sama sebagai tim. Pelatih Boone dan Pelatih Yoast pun mulai berubah menjadi rekan yang saling menghormati. Hingga akhinya pelatih Boone dan pelatih Yoast mampu membuat The Titant menorehkan prestasi yang luar biasa. Dan menjadi kebanggan daerah Alexandria Virginia. Walaupun terdiri dari para pemain yang berbeda warna kulit tapi mampu menunjukan kemampuan tim yang luar biasa. Hingga tercipta rasa persaudaraan yang begitu lekat di antara mereka. Sayangnya Bartier mengalami kecelakaan meninggal dunia beberapa tahun kemudian. Meski begitu, tak ada seorang pun dari kelompok yang melupakannya. Mereka berkumpul kembali saat ucapacara pemakaman Bartier.

3.2.             Kepemimpinan Pelatih Boone dan Pelatih Yoast
Manajemen adalah pendayagunaan sumber daya manusia dengan menggunakan cara yang paling baik, agar dapat mencapai rencana-rencana dan sasaran organisasi. Manajemen dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu manajemen puncak, manajemen menengah dan manajemen garis depan. Dengan demikian, dalam sebuah organisasi ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola sumberdaya sehingga dapat mencapai tujuan oraganisasi. Salah satunya adalah gaya kepemimpinan, berikut kita terlusuri bagaimana gaya kepemimpinan Pelatih Boone dan Yoast.

3.2.1.      Gaya Kepemimpinan
Teori-teori dasar mengenai kepemimpinan dengan mengidentifikasikan pada sifat dasar yaitu penampilan fisik, kepandaian, keahlian berbicara. Akan tetapi pendekatan sifat dasar ini menjadi prediksi yang buruk berkenaan dengan potensi. Dalam kepemimpinan ada yang dikenal dengan gaya kepemimpinan, yaitu :
a.       Gaya Otokratis
Adalah gaya manajerial yang oleh manajerial (pemimpin) biasanya memberikan perintah dan mengharapkan mereka dipatuhi tanpa pertanyaan.
b.      Gaya Demokratis
Adalah gaya manajerial yang oleh manajer biasanya meminta masukan dari bawahannya sebelum memberi keputusan, tetapi tidak memegang  kekuatan akhir pembuatan keputusan.
c.       Free – Rain Style
Gaya manajerial yang oleh manajer biasanya berperan sebagai penasehat terhadap bawahan yang diperbolehkan membuat keputusan.
Masing – masing manjerial tersebut mempunyai kekuatan dan kelemahan. Untuk mengatasi hal tersebut para manajer telah menerapkan apa yang disebut pendekatan kontingensi yaitu : pendekatan gaya manajerial dengan perilaku manajerial yang tepat dalam situasi apapun bergabung pada elemen-elemen yang unik dalam situasi tersebut.
3.2.2.      Kepemimpinan Pelatih Boone dan Pelatih Yoast
Pelatih Boone adalah seorang berkulit hitam yang tegas, penuh motivasi dan inisiatif. Pelatih Boone memiliki semua keahlian yang diperlukan seorang pemimpin. Yaitu keahlian konseptual atau keahlian untuk memenuhi hubungan antar berbagai tugas dalam organisasi. Memahami bagaimana semua bagian saling melengkapi. Keahlian antar manusia yaitu  keahlian yang diperluakan untuk berkomunikasi dengan baik dengan semua orang baik di luar maupun di dalam organisasi. Keahlian teknikal yaitu keahlian yang digunakan untuk melaksanakan tugas. Keahlian pengambilan keputusan yaitu keahlian menggunakan informasi yang tersedia untuk menentukan cara mengalokasikan sumber-sumber organisasi.
Pelatih Boone memutuskan untuk mencampurkan para pemain berkulit hitam dan putih. Ia pun menggunakan paksaan dalam meminimalisir kebencian antara kulit putih dan kulit hitam. Dan cara itu bekerja dengan baik, perlahan tapi pasti para pemain mulai mengenal satu sama lain. Sehingga melunturkan semua kebencian di antara mereka.
Begitu pula pelatih Yoast, seorang berkulit putih yang berpikir keras. Bersinergi dengan pelatih Boone sehingga menciptakan keberhasilan yang luar biasa.

BAB IV
PENUTUP


4.1    Kimpulan

4.2    Saran





DAFTAR PUSTAKA

1.        Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, Salemba Empat
2.        Remember The Titant movie
3.        Supriadi Thalib, Pengantar Bisnis 2012


Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...