Tuesday 27 November 2012

I miss you..

heumm .... you know how much I missed you today. And you know what you miss is the thing I most want to avoid every day. I do not want to remember you. Because every time I miss you, I knew that I could never have you. I know I'm not the best for you. So many differences that lie between us. Position, Seat, Degree maybe that is especially striking among us. And I will realize that I am nothing to you. Misses you will only hurt it. Killing this spirit. I'll never eager to live without you. And fate accompanied with a million differences that would not make me as my priest. But, you also misses the most I can not avoid. And here lies my helplessness. And I admit this is all my fault, I was too stupid for falling in love with you.

Wednesday 21 November 2012

Entah lah..

Sudah lama sekali rasanya jari jemari ini tidak menyentuh tiap tuts diatas keyboard untuk menorehkan seuntai kata disini. Bisa dibilang mungkin kini aku merasa rindu. Heumm.....tarik nafas sekuat-kuatnya aku ingin menceritakan sebuah kejadian yang sangat aneh. Padahal aku selalu berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukan hal itu. Untuk tidak menyentuhnya sedikitpun, bahkan meliriknyapun JANGAN !! tapi tau kah kalian saat ini aku tengah terjebak didalamnya. Meski sudah kucari tak pula kutemukan walau hanya retakan kecil yang bisa membawa ku keluar. Ia terus menarik ku, memaksa ku masuk kian dalam. Mau taukah kalian teman benda apa yang tengah memenjarakan diriku, hatiku, jiwaku? Tak satupun yang tau? yah...sebutlah benda mematikan itu bernama cinta dan kita harus sangat waspada terhadapnya. 

Sayangnya aku bukanlah nabi yang sempurna. Aku bukanlah mailaikat yang tiada mempunyai hawa nafsu. Aku hanya seorang Fifi Rizky Awaliyah, manusia biasa, rapuh, sering khilaf, dan tak pernah bisa luput dari nafsu. Bahkan ayahku sering kali berkata jihad sesungguh untuk manusia pada zaman sekarang adalah jihad berperang melawan hawa nafsunya sendiri, bukan mengangkat senjata dan berkata kafir pada sesamanya. Aku rasa itu betul sekali, karena kenyataannya jihad melawan hawa nafsu itu sangat sulit. 

Kembali ke topik, sebenernya yah ceman-ceman aku itu udah terperangkap dalam penjara ini sejak 4 tahun yang lalu. Lama banget yah? sampe capek rasanya berlari kesetiap sudut menerka setiap penjuru, melangkah jauh diatas hamparan kesedihan demi mencari jalan keluar dari semua ini. Aku memang tak pernah mengakui semua yang ku rasakan ini cinta. Please deh, ini memang bukan cinta. Ini semua hanya sebuah fantasi sesaat yang mungkin didominasi oleh rasa kagum yang berlebihan. Jadi aku tak pernah menghiraukan setitik perasaan ini dihatiku. Tanpa ku sadari semakin semakin hari semakin dekat semakin pula rasa ini kian membesar. Tapi aku tetap tak mau mengakui semua yang kurasakan ini adalah perasaan yang dikatakan sebagai cinta. 

Hingga suatu hari aku mengetahui sebuah kabar yang sangat menggembirakan. Kabar bahwa dia kembali menyatakan cintanya pada seorang wanita yang sudah lama ia cintai. Dan kebetulan aku mengenal baik wanita itu, sangat baik. Seharusnya aku bahagia, seharusnya aku bergembira dan merayakan keberhasilan dia mengeluarkan tiga kata itu. Tapi... Semua itu bagai ujung pedang yang menghunus tajam jantungku seketika. Sesak, Sakit, Perih, entahlah...semua yang kurasakan sangat jauh dari kata bahagia saat itu. Hingga aku tak bisa menahan air mataku yang mulai berjatuhan. Aku tak kuasa melakukan apapun. Menentang hubungan itupun tak mungkin. Menghilang dari dunia ini pun tak mungkin. Lalu..apa yang bisa ku lakukan? Nothing !!! aku hanya terdiam terbalut dalam ribuan luka batin yang kian meggerogoti hati ku setiap waktu. 

Aku selalu berusaha mencari aksen bicara bahagia ketika ia menceritakan kisah indah itu, merubah menjadi mimik kebahagiaan kala bertemu dengannya. Aku tak ingin ada pihak lain yang terluka selain aku. Aku tak ingin, terlebih lagi dia adalah sahabat baik ku. Itu tidak mungkin !! Rasanya aku memang harus membiasakan diri dengan kejadian seperti ini. Peristiwa dimana dia telah bertemu dengan kekasih hatinya. Harusnya aku sudah terbiasa, karena ini bukanlah hal yang pertama kali ku alami. Dia selalu menemukan pujaan hatinya, dan tentu saja mereka bukanlah aku. Dari sisi gelap hatiku, aku cukup tahu diri untuk memaklumi semua itu. Mereka cantik, tak ada kekurangan dalam diri mereka. Jauh sekali bila dibandingkan dengan diriku yang bisa dibilang nothing alias gak punya kelebihan sama sekali. Jadi aku harus tau diri dengan keadaan ku, dengan semua kekurangan ku. Dan dia patut mendapatkan pendamping yang jauh lebih sempurna dari seorang Fifi Rizky Awaliyah. Aku tahu semua itu akan menyakitiku, menggerogoti jantungku, tapi inilah resiko dari kelalaian ku yang tak pandai waspada pada virus-virus cinta yang berkeliaran. Setelah berminggu-minggu berlalu sejak hari itu aku mulai merasakan sesuatu yang aneh. Meski aku tetap tak ingin mengakui ini adalah cinta. Tapi tak bisa berdusta bahwa hati kecil ini begitu mencintainya.

Oh..ya, Sebelumnya tidak ada yang salah dengan cinta, tidak ada yang salah dengan jatuh cinta. Terkadang Objek cinta itulah yang membuat cinta terlihat salah. Dan aku tak ingin menjadi salah satu dari ojeb cinta yang tak bisa mengendalikan cintanya. Cinta memang identik dengan aktifitas pacaran. Dan mungkin karena itu pula Allah menjadikan cinta ku ini bertepuk sebelah tangan. Karena Allah ingin mejaga diriku dari aktifitas pacaran yang lebih banyak mudharatnya. Dan mungkin bila dia pun mencintaiku aku tak akan bisa mengelak dari aktifitas pacaran itu. Bila melihat sedalam apa aku mencintai, setulus apa aku menyayangi dan sejauh mana aku ingin memilikinya. Tidak ada pacaran dalam islam. Kalimat itu cukup ampuh untuk meredam rasa sedih akibat luka dihatiku. 

Karena itu hingga saat ini, aku belum menemukan jalan untuk keluar dari luka ini. Dan memang tak ada yang bisa kulakukan untuk keluar dari belenggu ini. Hingga kuputuskan menyerahkannya kepada sang pencipta Allah SWT. Meski dengan derai air mata, aku tak pernah jemu, tak akan merasa bosan, tak akan pernah lelah untuk bermunajat pada Nya. Tentang sebuah perasaan yang telah Ia titipkan dihati kecilku. Tak pernah ada sungkan untuk meminta dia sebagai jodoh ku, imam ku, pembimbing ku, pemimpinku. Tapi tak akan pasrah bila ternyata dia bukanlah jodohku. Aku percaya Allah akan mengutus yang lebih pantas untuk ku. Dengan semua keadaan ku dan kekurangan ku. Dan Dia pun akan membuat aku mempunyai rasa cinta yang jauh lebih besar pada jodoh ku nanti. 

Tapi aku tak akan pernah berhenti untuk mencintainya,
Biarkan hati kecilku dan Sang Pencinta hati ini yang tahu bagaimana cara ku mencintainya...
karena sesungguhnya..
Aku Mencintainya Karena Allah [ ] 


Rangkuman Debat Pertama Capres 2024

Anies Baswedan Visi dan Misi 1.        Menempatakan hukum sebagai rujukan utama untuk memastikan hadirnya rasa keadilan memberikan keber...